Jumat, 25 Maret 2011

sosiologi pembangunan

1. Pengertian sosiologi pembangunan menurut para ahli
• Pengertian pembangunan dalam sosiologi adalah cara menggerakkan masyarakat untuk mendukung pembangunan dan masyarakat adalah sebagai tenaga pembangunan, dan dampak pembangunan.
(http://dyahhapsari.blogspot.com/2009/10/sosiologi-pembangunan-pengertian.html)
• Sosiologi pembangunan mencoba melengkapi kajian ekonomi yang selama ini hanya didasarkan pada produktivitas dan efisiensi dalam mengukur keberhasilan pembangunan. Pembangunan sebagai sebuah perubahan sosial yang terencana tidak bisa hanya dijelaskan secara kuantitatif dengan pendekatan ekonomi semata, terdapat aspek tersembunyi jauh pada diri masyarakat seperti persepsi, gaya hidup, motivasi dan budaya yang mempengaruhi pemahaman masyarakat dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Sosiologi pembangunan juga berusaha untuk menjelaskan berbagai dampak baik positif maupun negatif dari pembangunan terhadap sosial budaya masyarakat. Berbagai introduksi baik yang berupa teknologi dan nilai-nilai baru dalam proses pembangunan tentu akan membawa dampak pada bangunan sosial yang sudah ada sejak lama.
(Webster, 1984)

2. Mengukur keberhasilan pembangunan menurut para ahli
• Deddy T. Tikson (2005) terhadap kelima indicator tersebut :
1. Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikaor makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.
2. Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak , kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan pengalaman industrialisasi di negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengn proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di Negara-negara industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indicator pembangunan.
4. Angka Tabungan
Perkembangan sector manufaktur/industri selama tahap industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggeris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
5. Indeks Kualitas Hidup
IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat indicator makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung berdasarkan kepada (1) angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angka melek huruf. Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian b yi akan dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai ukuran kuantitas manusia.
6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat indicator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indicator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas.
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Indeks ini dibuat dengan mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan Purchasing Power Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.

• Mengukur Pembangunan menurut buku sumber Teori Dunia Ketiga ada 5 yaitu
1. Kekayaan rata-rata
Yang diukur adalah produktivitas masyarakat atau produktivitas Negara tersebut setiap tahunnya.
2. Pemeataan
Bila pembangunan sebuah bangsa diukur dengan PNB/ kapita dan tingkat ketimpangan pembagian pendapatannya, kita akan mendaptakan gambaran yang lebih majemuk. Tidak saja kekayaan atau produktivitas bangsa tersebut yang dilihat, tetapi juga pemerataan kekayaan. Dapat dikatakan bangsa atau negara yang berhasil melakukan pembangunaan adalah mereka yang disamping tinggi produktivitasnya, penduduknya juga makmur dan sejahtea secara relattif merata.
3. Kualitas kehidupan
Pembangunan bukan sekadar pertambahan kekayaan materil saja yang diukur secara makro, pengetahuan tentang adanya indeks seperti ini memang sangat membantu pengertian kita tentang kompleksnya konsep pemangunan
4. Kerusakan lingkungan
Pembangunan yang menghasilkan produktivitas yang tinggi terkadang tidak memperhatikan dampak terhadap lingkungannya
5. Keadilan social dan kesinambungan
Bila terjadi kesenjangan yang terlalu mencolok antara orang kaya dan miskin, masyarakat yang bersangkutan menjadi rawan secara politis. Orang miskin cenderung menolak stasus quo yang ada, mereka ingin mengubah diri dengan mengubah keadaan.

3. Faktor pembangunan manusia menurut para ahlli
Menurut buku Teori Pembangunan Dunia ke Tiga hal 13 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan factor pembangunan manusia adalah aspek keterampilan manusia. Manusia dianggap sebagai factor produksi, dan factor manusia yang diperhatikan lebih ditekankan pada peningkatan produksi saja. Masalah manusia dilihat sebagai masalah peningkatan keterampilan, melalui berbagai macam system pendidikan. Bagaiman menciptakan kondisi lingkungan politik dan budaya yang baik, yang nantinya kan menghasilan manusia yang kreatif. Untuk kreatif manusia harus merasa bahagia, aman dan bebas rasa takut. Karen hanya manusia ini yang dapat menyelenggarakn pemabngunan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

4. Teori moderenisaasi dari pendapat para ahli
• Asumsi modernisasi yang disampaikan oleh Schoorl melihat modernisasi sebagai suatu proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya. Dibidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri dengan pertumbuhan ekonomi sebagai akses utama. Berhubung dengan perkembangan ekonomi, sebagian penduduk tempat tinggalnya tergeser ke lingkungan kota-kota. Masyarakat modern telah tumbuh tipe kepribadian tertentu yang dominan. Tipe kepribadian seperti itu menyebabkan orang dapat hidup di dalam dan memelihara masyarakat modern.
• Lerner dalam Dube (1988) menyatakan bahwa kepribadian modern dicirikan oleh:
1. Empati : kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
2. Mobilitas : kemampuan untuk melakukan “gerak sosial” atau dengan kata lain kemampuan “beradaptasi”. Pada masyarakat modern sangat memungkinkan terdapat perubahan status dan peran atau peran ganda. Sistem stratifikasi yang terbuka sangat memungkinkan individu untuk berpindah status.
3. Partisipasi : Masyarakat modern sangat berbeda dengan masyarakat tradisional yang kurang memperhatikan partisipasi individunya. Pada masyarakat tradisional individu cenderung pasif pada keseluruhan proses sosial, sebaliknya pada masyarakat modern keaktifan individu sangat diperlukan sehingga dapat memunculkan gagasan baru dalam pengambilan keputusan.
5. Yang dimaksud dengan pembagian kerja secara internasional adalah
• Menurut buku Teori Pembangunan Dunia Ke Tiga hal 17, pembagian kerja secara internasional menyatakan bahwa perdagangan internasional akan menguntungkan semua pihak. Harga barang akan turun dan mencapai titik terendah bila terjadi perdagangan bebas
• Teori pembagian kerja internasional menjelaskan bahwa perlu adanya spesialisasi produksi yang menguntungkan secara komperatif bagi negara tersebut. Artinya adanya pembagian kerja secara internasional, hal ini dilatarbelakangi adanya perbedaan karakteristik antara negara maju dengan negara dunia ketiga. negara maju yang mengembangkan industrialisasi, sementara negara dunia ketiga sebagai produsen produk pertanian dan sektor primer kaya akan sumber daya alam. (Dr Yufang Kantor Pelabuhan, wakil direktur provinsi Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri Kantor)
6. Teori tabungan dan investasi
Teori Harrord-Domar: Tabungan dan Investasi
Teori ini mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tinggi rendahnya tabungan dan investasi. Pada intinya, teori ini menekankan bahwa pembangunan hanya merupakan masalah penyediaan modal untuk investasi.

7. Teori etika protestan menurut para ahli
Menurut Max Weber, peran agama adalah faktor yang menyebabkan munculnya kapitalisme di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Etika Protestan mengajarkan bahwa orang-orang bekerja keras untuk mencapai sukses, dan mereka akan mendapatkan imbala ndari Tuhan yatu masuk Surga. Hal inilah yang mendorong ekspansi kaum Barat menjelajahi dunia.

8. Teori yang menyangkut dorongan berprestasi atau n-Ach dikemukakan oleh McClelland, menurutnya need for achievement, atau kebutuhan untuk berprestasi mirip dengan Etika Protestan, keinginan, dorongan untuk berprestasi ini tidak sekedar untuk meraih imbalan material yang besar. Ada kepuasan pribadi tersendiri apabila seseorang berhasil melaksanakan pekerjaannya dengan sempurna. Selanjutnya menurutnya, apabila dalam sebuah masyarakat ada banyak orang yang memiliki n-Ach yang tinggi, masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

9. Lima tahap pembangunan menurut W.W. Rostow
- Tahap 1: Masyarakat Tradisional (Tradisional Society)
Ilmu pengetahuan pada masyarakat ini masih belum banyak dikuasai. Masyarakat jenis ini masih dikuasai oleh hal-hal mistis. Masyarakat ini cenderung statis, dalam arti kemajuan berjalan dengan sangat lambat. Produksi digunakan untuk konsumsi. Tidak ada investasi.
- Tahap 2: Perubahan (Transitional Stage)
Dalam tahap ini, terdapat pertumbuhan tabungan, pelaburan dan pengusahaan. Kelebihan perdagangan akibat pertumbuhan telah menyokong kemunculan infrastruktur pengangkutan. Biasanya, keadaan ini terjadi akibat campur tangan dari luar, dari masyarakat yang sudah lebih maju. Campur tangani ini menggoyahkan masyarakat tradisional itu, dan di dalamnya mulai ada ide pembaharuan.
- Tahap 3: Lepas Landas (Take Off)
Ini adalah awal bagi proses pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan, ditandai dengan 3 ciri utama dalam sektor ini yang dikenal pasti:
a. Terdapat peningkatan dalam peleburan secara produktif, yaitu mencapai pertumbuhan dari 5% menjadi lebih dari 10%.
b. Terdapat kadar pertumbuhan yang tinggi bagi pembangunan dalam satu atau beberapa sektor ekonomi.
c. Kewujudan yang cepat bagi rangka kerja politik, sosial, dan institusi yang mendorong perkembangan sektor modern.
- Tahap 4: Bergerak ke Arah Kedewasaan (Drive to Maturity)
Ini adalah tahap di mana semua rintangan atau halangan bagi lepas landas (take-off) diatasi. Masyarakat harus melancarkan diri kepada masyarakat yang dapat menampung keperluan asas bagi mencapai pertumbuhan ekonomi
- Tahap 5: Konsumsi Massal yang Tinggi (High Mass Consumption)
Kenaikan pendapatan menyebabkan konsumsi tidak hanya untuk kebutuhan pokok saja, tetapi meningkat kepada kebutuhan hidup yang lebih tinggi. Produksi industri juga berubah, dari kebutuhan dasar menjadi barang knsumsi yang tahan lama. Pada titik ini, pembangunan sudah merupaka sebuah proses yang berkesinambungan, yang bisa menopang kemajuan secara terus menerus.

10. Teori tentang manusia modern
Menurut Alex Inkeles dan David H. Smith Modernisasi, menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau menciptakan nilai-nilai (fisik, material dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya suka dipertentangkan dengan nilai-nilai tradisi. Hal ini berhubungan dengan perubahan orientasi.

11. Teori ketergantungan
• Kajian Prebisch mengenai fenomena ketergantungan ialah negara-negara miskin mengekspor komoditi ke negara-negara kaya yang kemudian menjadikan barang komiditi tersebut menjadi barang siap (manufactured) dan kemudian menjual kembali barang tersebut kepada negara-negara miskin. Nilai tambah yang ada oleh karena barang tersebut menjadi barang yang siap tentunya menimbulkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan barang yang belum siap. Oleh karena itulah, mengapa negara-negara miskin sentiasa tidak memperoleh pendapatan yang cukup dengan ekspor mereka karena terpaksa membayar lebih besar untuk mengimpor barang yang lebih siap dari negara-negara maju. Presbich kemudian mengeluarkan suatu solusi terhadap kenyataan yang ada, yaitu negara-negara miskin sepatutnya melakukan program dengan menggantikan atau mencari pengganti barang yang selama ini mereka impor sehingga mereka tidak perlu lagi membeli barang siap dari negara-negara kaya. Negara-negara miskin juga perlu menjual produk-produk utama mereka ke pasaran dunia, akan tetapi cadangan devisa (mata uang asing) yang mereka peroleh dari penjualan produk utama tersebut jangan digunakan untuk membeli barang manufaktur dari luar.
• Paul Baran: sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme yang membuat orang tetap kerdil. Paul Baran mengatakan bahwa negara-negara pinggiran yang disentuh oleh negara-negara maju tidak mengalami kemajuan karena negara maju bukan industrialisasi yang dijalankan di negara pinggiran tetapi mempertahankan sektor pertanian, bukan akumulasi modal yang terjadi, tetapi penyusutan. Negara-negara yang terbelakang dikuasai oleh kepentingan modal asing dan agen –agen di negara tersebut dan oleh kepentingan kaum pedagang dan tuan tanah.
• Andre Guner Frank : Pembangunan keterbelakangan. Bagi Frank keterbelakangan hanya dapat diatasi dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem sosialis. Ia berpendapat bahwa adanya hubungan tidak sehat antara negara-negara pusat dengan negara pinggiran. Keadaan itu yaitu adanya ketergantungan yang akan menghasilkan keterbelakangan di masa lalu dan terus mengembangkan keterbelakangan di masa sekarang, jadi keterbelakangan bukan suatu kondisi yang alamiah dari sebuah masyarakat dan bukan juga karena kekurangan modal keterbelakangan merupakan sebuah proses ekonomi, polotik dan sosial yang terjadi akibat globalisasi dari sistem kapitalisme.

12. Teori Liberal, teori artikulsi dan teori system dunia
• Teori Liberal
Teori ini mengikuti asumsi-asumsi bahwa modal dari investasi adalah masalah utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Teori yang juga dikatakan oleh Sanjaya Lail ini menerangka agar konsep ketergantungan dapat dipakai menyusun teori , ada 2 kreteria yang harus dipenuhi.
a. Gejala ketergantungan ini harus hanya ada di Negara-negara yang ekonominya tergantung, dan tidak di Negara-negara yang tidak tergantung.
b. Gejala ini mempengaruhi perkembangan dan pola pemnagunan di Negara-negara tergantung.
• Teori Artikulasi
Munculnya teori ini dikarenakan ketidakpuasan terhadap teori ketergantungan karena pada dasarnya pembangunan dan industrialisasi memang terjadi di negara-negara terbelakang. Mula pertama dikembangkan oleh antropolog Perancis, seperti Claude Meillassoux dan Pierre Phillippe Rey. Teori ini melihat persoalan keterbelakangan dalam lingkungan proses produksi, artinya keterbelakangan di negara-negara Dunia Ketiga harus dilihat sebagai kegagalan dari kapitalisme untuk berfungsi secara murni, sebagai akibat dari adanya cara produksi lain di negara-negara tersebut.Teori Artikulasi bertitik tolak dari konsep Formasi Sosial. Dalam marxisme dikenal konsep cara produksi (mode of production), misalnya cara produksi feodal, cara produksi kapitalis, dan cara produksi sosialsi, yang ketiganya memiliki perbedaan. Misal dalam kapitalisme terdapat pasar bebas, akumulasi modal yang cepat dan sebagainya. Namun, kenyataan yang sesungguhnya dalam masyarakat tidak hitam putih seperti itu. Adanya cara peralihan seperti dari cara produksi feodal ke kapitalis bukan terjadi pada hitungan hari, tetapi memakan waktu yang lama dan pada waktu peralihan yang lama inilah terjadi percampuran dari dua atau lebih cara produksi. Oleh karena itu, gejala di mana beberapa cara produksi ada bersama disebut dengan formasi sosial.
• Teori Sistem Dunia
Dua alasan utama mengapa sistem ekonomi kapitalis dunia memerlukan katagori semi pinggiran. Pertama, polarisasi sistem dunia yang hanya dua kutub, pusat yang sedikit dan pinggiran yang banyak, akan dengan mudah menimbulkan disintegrasi sistem dunia tersebut. Karenanya dengan adanya semi pinggiran akan menghindari disintegrasi tersebut. Ke dua, membantu pembentukan iklim dan daerah ekonomis baru yang diperlukan oleh para pemilik modal untuk memindahkan modalnya dari tempat yang sudah tidak lagi efisien ke tempat baru yang sedang tumbuh. Hal ini karena di negara pusat yang sebelumnya merupakan ekonomi unggul mengalami penurunan atau kehilangan keuntungan biaya komparatif sebagai akibat meningkatnya upah yang terus menerus.

13. Perbandingan dua model pembangunan baru
Saya akan membandingkan antara teori Liberal dan Teori Artikulasi
Teori liberal mengikuti asumsi-asumsi bahwa modal dan ivestasi adalah masalah utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Teori ini lebih mengembangkan diri pada keterampilan teknisinya, yakni bagaimana membuat tabel input-output yang baik, bagaimana mengukur keterkaitan di antara berbagai sector ekonomi. Dalam teori ini juga membahas bagaimana factor politik bias masuk kedalam modal mereka.
Sedangkan teori artikuasi, melihat keterbelakangan di Negara-negara Dunia ke Tiga harus dilihat sebagai kegagalan dari kapitalisme untuk berfikir murni, sebagai akibat dari adanya cara produksi lain di Negara-negra tersebut. Teori ini menilai tiap-tiap Negara mempunyai kombinasi cara-cara produksi yang unik, yang satu dan yang lainnya berbeda, sebagai akibat dari perbedaan proses perjalanan sejarah masing-masing. Teori artikulasi bukan saja menjelaskan gejala keterbelakangan di Dunia ke tiga, melainkan juga mengapa bias terjadi pembangunan di bagian duna tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar