Jumat, 25 Maret 2011

evaluasi pembelajaran sosiologi

1. Pengertian, Fungsi dan tujuan penilaian hasil dan proses belajar mengajar
• Penilaian hasil dan proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
• Fungsi Penilaian kelas memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5. Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.
• Tujuannya penilaian kelas antara lain adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat pencapai kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran berlangsung.
2. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
3. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
4. Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
5. Untuk memberikan piliha alternatif penilaian kepada guru.
6. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan.
2. Jenis dan system penilaian
1. Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
2. Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3. Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa.
4. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
5. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan
kemajuan bekajra siswa.
3. Prinsip penilaian
1. Menyeluruh
Penilaian dilakukan secara menyeluruh, mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar. Penilaian harus menggunakan beragam cara dan alat sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai.
2. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
3. Obyektif
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.
4. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Prosedur Penilaian :
• Merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pengajaran
• Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran
• Menyusun alat penilaian
• Menggunakan hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian tersebut

4. Perbedaan penilaian hasil dengan penilaian proses
• Penilaian proses yaitu seluruh pengalaman belajar yang dilakukan siswa
• Penilaian hasil yaitu ketercapaian setiap kemampuan setiap kemampuan dasar, baik kognitif, afektif maupun psikomotor, yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
( Buku sumber Evaluasi pembelajaran)
II
1. Domain Kognitif
a Aspek Pengetahuan yaitu kemampuan memahami. Contoh : Siapa bapak sosiologi
b Aspek Pemahaman yaitu kemampuan memahami. Contoh : bagaimana interaksi tetangga di sekitar tempat tinggal mu
c Aspek Aplikasi yaitu penggunaan abstrak pada situasi konkret atau situasi khusus atau kemampuan penerapan. Contoh : Menurut anda apakah mempekerjakan anak dibawah umur itu pantas?
d Aspek Analisis yaitu kemampuan menganalisa suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil. Contoh : Analisalah teori etika protestan!
e Aspek sintesis yaitu Kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan. Contoh : Coba anda jelaskan hubungan antara pembangunan di Indonesia dan Pembangunan di Negara berkembang seperti Amerika berdasarkan teori dari Paul Baran
f Aspek evaluasi yaitu kemampuan mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk dan memutuskan untuk mengambil tindakan tertentu. Contoh : Bandingkan teori moderenisasi dan teori ketergantungan
2. Domain Afektif
a Menerima termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, respon, control dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Contoh ketika sikap siswa sedang menerima materi dari guru.
b Menanggapi: reaksi yang diberikan: ketepatan aksi, perasaan, kepuasan dll. Contoh nya ketika guru mempersilahkan siswa bertanya maka siswa tersebut dapat mengajukan pertanyaan seputar materi yang diberikan
c Menilai, kesadaran menerima norma, system nilai dll. Contonya siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
d Mengorganisasi : pengembangan norma dan nilai organisasi system nilai.
e Membentuk watak (characterization): system nilai yang terbentuk mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku. Contohnya pembentukan karakter anak yang tadinya nakal, menjadi mudah diarahkan
3. Domain Psikomotoriks
a Meniru (perception) contohnya, Meniru hal yang baik yang telah diajarkan guru
b Melakukan dengan prosedur (precision) : contohnya, mengerjakan tugas praktek sesuai prosedur yang diberikan guru yang telah ditentukan
c Melakukan dengan baik dan tepat (articulation) : dalam kegiatan diskusi, penyampaian bahasanya baik dan benar serta tepat tujuan
d Melakukan tindakan secara alami (naturalization) : setelah mempelajari materi interaksi social, anak dapat melakukan interaksi dengan baik kepada teman sebayanya muaupun orang yang baru dikenal.
III
1. Makna Tes dan Non tes hasil belajar menurut para ahli dan contoh maing-masing
Tes adalah (Brown (1976) mengatakan bahwa suatu prosedur yang sistematis guna mengukur sample perilaku seseorang. Nampaknya Brown menganggap bahwa cirri sistematis tersebut telah mencakup pengertian obyektif, standar, dan syarat-syarat kualitas lainnya. Contohnya ulangan harian, kuis, tugas kelompok dll.
Tehnik penilaian nontes berarti melaksanakan penilain dengan tidak mengunakan tes. Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok. Contohnya catatan perilaku sikap, laporan aktivitas di luar kelas
2. Jenis-jenis tes dan contoh masing-masing menurut para ahli
Tes
• Tes Tertulis
- Tes bentuk uraian yaitu semua bentuk tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban dalam bentuk uraian.
- Tes Bentuk Objektif yaitu semua bentuk tes yang mengfharuskan siswa memilih di antara kemungkinan – kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi jawaban singkat, atau mengisi jawaban pada kolom titik-titik yang disediakan.
• Tes Lisan (Oral tes
Tes lisan merupakan alat penilaian yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung untuk mengetahui kemampuan
Kemampuan berupa proses berfikir siswa dalam memecahkan suatu masalah, mempertanggungjawbkan pendapat, penggunaan bahasa, dan penguasaan materi pelajaran.
• Tes perbuatan (Ferformance Test)
Tes perbuatan adalah tes yang diberikan dalam bentuk tugas-tugas. Pelaksanaannya dalam bentuk penampilan atau perbuatan (praktek pengalaman lapangan, praktek lapangan kerja, praktek olah raga, praktek laboratorium, praltek kesenian, dan lain-laIn). Untuk melaksanakan tes perbuatan diperlukan dua jenis alat yaitu:
- lembaran tugas (kerja) yang berisi deskripsi mengenai instruksi (petunjuk) yang jelas sehingga siswa mengetahui secara tepat apa yang harus dilakukan.
- lembaran pengamatan yang digunakan untuk menilai tingkah laku siswa selama proses pelaksanaan tugas sampai kepada hasil yang dicapai.
Tes obyektif
1) Tes benar-salah (true-false)
Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah.
2) Tes pilihan ganda (multiple choice test)
Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau Multiple choice test terdiri atas bagian keterangan dan bagian kemungkinan jawaban atau alternative. Kemungkinan jawaban terdiri atas satu jawaban benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh.
3) Menjodohkan (matching test)
Matching test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid ialah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya.
4) Tes isian (completion test)
Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari murid.
IV
1. Proses pembelajaran memerlukan kegiatan evaluasi karena disetiap kegiatan pembelajaran guru harus melakukan refleksi terhadap dirinya maupun pengajarannya agar kegiatan belajar dan pemrbelajaran selanjutnya menjadi lebih baik. Selain itu, evaluasi merupakan cara mengukur tingkat pemahaman siswa dari materi-materi yang telah diajarkan. Evaluasi biasanya dilakukan setiap selesai materi atau bahan ajar yang disampaikan.
2. Hubungan antara tujuan pembelajaran dengan proses pembelajaran dan dengan penilaian hasil belajar
Hubungan tujuan pembelajaran dengan prses pembelajaran dan penilaian hasil belajar adalah ketika seorang guru telah mengetahui tujuan dari sebuah pembelajaran maka ia akan membuat suatu langkah-langkah atau metode-metode pembelajaran yang akan diterapkannya dalam proses pembelajaran. Hal itu dikarenakan setiap pembelajaran mempunyai tujuan yang hendak dicapai sehingga memerlukan kreatifitas seorang guru untuk mengolah suasana kelas agar efektif dan menyenagkan. Dari proses pembelajaran yang berlangsung seorang guru dapat melihat kemampuan peserta didik dalam memamhami materi yang disampaikan. Sehingga, ketika ia melakukan suatu evaluasi pembelajaran ia akan menyesuaikan dengan tingkat pemahamna mayoritas siswanya. Dari hal itu, seorang guru dapat menilai apakah kegiatan belajar dan pembelajaran yang dilakukan berhasil atau tidak sesuai dengan indicator yang telah ditetapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar