Kamis, 31 Maret 2011

merayu di senja maghrib

hi.....aku benci..
padahal semua jurus telah kukerahkan...
tapi..maghrib tetap ku lewati di kota pontianak..
aku padahal telah merayu senja...
untuk mengantarkan ku...bertemu senja di langit Singkawang

gempa di kelas sosiologi

hiruk pikuk kelas...membahana...
grubak...grubak...
toing..
dut..
aduh..
lari kmana ya??

Senin, 28 Maret 2011

manusia

Kehidupan penuh teka dan teki
Jika kau salah menuliskan kata-kata nya..
Kau yang terluka…
Hati-hati dengan kehidupan
Begitu banyak jebakan!
Mata harus jeli..
Perasaan haruslah peka
Telinga,,,,
Bersiaplah untuk menampung ocehan,caci&makian


Aku manusia biasa
Sama seperti semua
Tapi…
Allah memberiku kelebihan
Yaitu……
Bersandiwara
Setiap aku lepas dari kamar persembunyian ku
Topeng selalu ku pakai
Ntah apa kata orang kalau aku tak memakai topeng
Mungkin mereka akan iba terhadap ku
Weksssssssssssss
Hanya orang yang tau..
Yang merasa kasihan terhadap ku…..



Aku bingung..
Banyak orang bilang aku ini beruntung
Apa untung nya??????????????
Mungkin lewat sikap ku yang selalu ceria
Klihatan…..
Kalu aku tak punya masalah
Tapi apa?????
Tuhan seakan memberikan ku terus penderitaan……
Apa ini yang nama nya adil????


(catatan Sma)

belum ada jual

ku urai benang kusut...
tanpa memulai dari alfabet a atau z
benang semakin kusut
yang ada hanya tampak gulungan tanpa sisi..

(keresahan setelah dapat sms dari bunda)

Jumat, 25 Maret 2011

langkah-langkah dalam penelitian

Tahap-Tahap Dalam Penelitian
A. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah
1.1 masalah
Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya. Masalah harus dapat dirasakan sebagai tantangan, dan untuk mengenal masalah harus disertai dengan pandangan kritis dan slektif (W. Surakhmad, 1982: 33-34) masalah itu terjadi jika ada kesenjangan/gap antara apa yang seharusnya ( das sollen)dengan apa yang ada dalam kenuyataan (das sein);antara apa yang diperlukan dan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah atau dengan kata lain dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan tersebut (Sumadi S.: 66-67).
1.2 identifikasi masalah
Beberapa sumber yang dapat dikaji untuk menemukan masalah, misalnya:
1) Bacaan
2) Seminar, diskusi, atau pertemuan ilmiah lain
3) Pernyataan pemegang otoritas
4) Pengamatan sepintas
5) Pengalaman pribadi
6) Perasaan intuitif
1.3 pemilihan masalah
Dari banyak masalah yang muncul perlu dikembangkan dan dikaji lebih lanjut, kemudian diambil dua atau tiga yang sesuai untuk didalami lebih serius, dan akhirnya dipilih satu masalah yang dianggap paling layak untuk diteliti. Pertimbangan layak-tidaknya suatu masalah dapat ditinjau dari:
1. Pertimbangan arah permasalahannya (objektif), yakni apakah penelitian memberikan sumbangan kepada pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan atau sumbangan kepada hal-hal praktis
2. Pertimbangan calon peneliti yang bersangkutan (subjektif), yaitu ditinjaun dari segi biaya yang tersedia, waktu yang dipergunakan, alat-alat dan perlengkapan yang ada, bekal kemampuan teoritis peneliti, dan penguasaan metode yang diperlukan.
Sutrisno Hadi (1986:50-54) menyebutkan empat kriteria untuk pemilihan topik atau pokok maslah, yaitu:
1. apakah topik dalam masa jangkauan (managiable)?
2. Apakah tersedia bahan-bahan/ data yang diperlukan untuk membahas topik tersebut (obtainable)?
3. Apakah topik cukup penting untuk diselidiki (significance)?
4. Apakah topik cukup menarik minat untuk diselidiki dan dibahas (interest)?
Beberapa kriteria guna menilai suatu maslah yang akan diteliti dan perlu diperhatikan ialah :
1) Masalahnya cukup menarik bagi peneliti
2) Masalahnya belum terpecahkan seluruhnya oleh para penulis atau peneliti yang terdahulu, masih mengandung kekurangan dan ada vacum.
3) Maslahnya harus bernilai, menyangkut kebutuhan vital dan kepentingan umum
4) Bidang lapangan atau bidang jangkauan yang memadai.
5) Mengandung isi yang emosional, namun tetap disertai obyektifitas.
6) Mengumpulkan data dan informasi yang akurat dan cocok dengan masalah yang dipilih.
7) Menggunakan masalahnya dengan bahasa yang ringkas namun cukup cermat dan ternag gamblang.

1.4 Perumusan Masalah
Setelah dipilih salah satu topik /pokok masalah yang akan diteliti, maka topik tersebut perlu dirumuskan. Perumusan dinyatakan (1) dalam bentuk kalimat tanya, (2) secara padat dan jelas, (3) memungkin pengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan yang terkandung dalam perumusan maslah.
Selanjutnya perumusan masalah ini dijabarkan dalam tujuan penelitian dan diteruskan dengan pengajuan hipotesis penelitian (kalau ada)
Misal dari perumusan tentang perbedaan anak yang diinginkan dapat disusun tujuan penelitian (Masri Singarimbun, 1984 : 35-36)
1) Untuk mengetahui hubungan antar faktor sosial ekonomi dengan jumlah anak yang diinginkan.
2) Untuk mengetahui jumlah anak yang diinginkan oleh wanita yang bekerja sebagai buruh pabrik dan yang bekerja di sektor pertanian.
hipotesis yang dikemukakan :
wanita yang bekerja sebagai buruh pabrik menginginkan anak yang lebih sedikit dari pada wanita yang bekerja di sektor pertanian.
B. Penelaahan kepustakan
Umumnya lebih dari 50% kegiatan penelitian adalah membaca untuk mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi guna dijadikan landasan teori bagi penelitian yang akan dilakukan agar penelitian tersebut mempunyai dasar yang kokoh dan tidak sekedar coba-coba ( Sumadi, 1983: 72)
Ada dua kelompok sumber :
1) Sumber acuan umum, berupa buku-buku teks, ensiklopedia, risalah ilmiah(monograf) dan sebagainya untuk menemukan teori-teori dan konsep-konsep
2) Sumber acuan khusus, yaitu dari generalisasi suatu hasil penelitian seperti yang dimuat dalam jurnal, buletin penelitian tesis atau disertasi atau sumber bacaan lain yang memuat laporan hasil penelitian
Pemilihan berdasarkan prinsip kemutakhiran dan prinsip relevansi. Sumber mungkin memuat teori-teori yang sudah tidak berlaku lagi atau yang kebenarannya telah dibantah oleh teori baru dari hasil penelitian mutakhir.


C. Penyusunan hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian atau kesimpulan –kesimpulan teoritis yang diperoleh dari telaah pistaka. Misalnya ;
• Janji hadiah akan mendorong kegiatan belajar
• Karyawan lebih puas dengan gaya kepemimpinan partisipatif dari pada gaya kepemimpinan otokratik
• Orang yang bekerja di sektor induatri mempunyai jumlah anak yang lebih sedikit dibanding dengan orang yang bekerja di sektor pertanian.
Kesimpulan teoritis ini harus diuji kebenarannya melalui pengumpulan data dan analisis. Selanjutnya pembicaraan tentang hipotesis akan dibahas dalam bab tersendiri.
D. Identifikasi, Klasifikasi, Dan Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai dan ini menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Variabel diklasifikasikan dan diberi definisi operasional, yaitu definisi yang didasarkan atas sifat-sifatnya sehingga dapat diamati. Untuk dapat diamati perlu ada dimensi yang dapat diukur , misalnya konsep penduduk dirumuskan ke dalam variabel umur , jenis kelamin, suku bangsa.
Seorang penelitri harus mengidentifikasi variabel-variabel apa saja yang terlibat, apalagi jika penelitian itu dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Makin sederhana suatu rancangan penelitian akan melibatkan variabel yang semakin sedikit. Kemudian variabel yang terlibat diklasifikasikan termasuk dalam variabel apa(nominal, ordinal, interval, rasio) atau dari segi fungsi variabel tersebut apakah variabel tergantung (akibat) atau variabel bebas (sebab) atau variabel yang lain. Selanjutnya variabel yang dilibatkan dalam penelitian tersebut perlu diberi definisi operasional untuk menentukan alat pengambilan data yang cocok dipergunakan. Tentang variabel akan dibicarakan lebih lanjut dalam bab tersendiri.
E. Pemilihan atau pengembangan alat pengambilan data
Penelitian pada dasarnya mengumpulkan dan mencatat data atau informasi untuk dianalisis guna menjawab masalah. Data yang dikumpulkan selain cukup jumlahnya, juga cukup berkualitas. Maka alat pengambilan data (instrumen) yang digunakan haruslah merupakan alat pengukur yang baik, yaitu dapat diandalkan (reliabel) dan sahih (valid).
1) Reliabilitas
Djamaludin Ancok (M. Singarimbun dan S. Effendi,1989:140) menyatakan bahwa reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.
2) Validitas
Validitas suatu ukuran menunjukkan seberapa cermat suatu alat pengukur melakukan fungsinya. Dalam penelitian survei, penelitian mempergunakan kuesioner dan kuosioner ini harus dapat mengukur apa yang ingin diukurnya. Alat pengukur itu dapat mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep yang dibicarakan, artinya peneliti harus memperhitungkan semua kemungkinan jawaban atau semua aspek yang berhubungan dengna konsep tersebut (misal metode kontrasepsi yang dipakai dalam program Keluarga Berencana).
F. Penyusunan Rancangan Penelitian
Ada berbagai rancangan penelitian (sumadi, 1983, Bab II)
1) Penelitian Historis
Bertujuan untuk rekontruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara megnumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
2) Penelitian Deskriptif
Mencandra mengenai situasi atau kejadian-kejadian, sifat populasi atau daerah tertentu dengan mencari informasi faktual, justifikasi keadaan, membuat evaluasi, sehingga diperoleh gambaran yang jelas.

3) Penelitian Perkembangan
Menyeidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan atau perubahan sebagai fungsi waktu (laju pertumbuhan, kecendrungan). Perhatian dipusatkan pada studi variabel-variabel dan perkembangannya selama beberapa bulan atau tahun.
4) Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan]
Bertujuan mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial : individu, kelompok, lembaga atau masyarkat. Studi kasus cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil tetapi variabel-variabel/kondisi-kondisi yang banyak jumlahnya, sehingga hasilnya merupakan gambaaran yang lengkap tentang unit sosial yang bersangkutan.
5) Penelitian Korelasional
Mendeteksi sejauh mana variabel-vaiabel pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau kebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi dan adanya saling berhubungan. Hubungan yang terjadi belum tentu bersifat kausal.
6) Penelitian Kausal-komperatif
Menyelidiki kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat dengan cara mengamati akibat yang terjadi untuk mencari faktor yang mungkin terjadi penyebabnya. Data dikumpulkan setelah kejadian berlangsung, penelitian mengambil satu atau lenih akibat sebagai variabel tergantung, dan menguji data tersebut dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, slaing berhubungan dan maknanya.
7) Penelitian Eksperimental
Menyelidiki kemungkinan saling berhubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kondisi perlakuan (satu atau lebih) kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan kemudian membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan tersebut.
8) Penelitian Tindakan
Bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pemdekatan baru guna diterapkan dalam praktek. Bersifat praktis dan langsung relevan dengan situasi aktual, fleksibel dan adaptif (memperbolehkan perubahan-perubahan selama penelitinya), sehingga penelitian ini kekurangan ilmiah. Hasilnya lebih pada dimensi prkatis daripada sumbangan kepada ilmu.
G. Penentuan Sampel
Ada tiga cara untuk mengumpulkan data :
1. Sensus
2. Sempling
3. Studi kasus
Dalam sensus (penelitian terhadap populasi) penelitian mencatat semua elemen, semua gejala, semua peristiwa yang diselidiki. Dalam studi kasus peneliti mengambil beberapa elemen dan masing-masing diselidiki secara mendalam, tetapi kesimpulannya terbatas pada elemen-elemen yang diselidiki saja. Hampir semua penelitian ilmiah dilakukan terhadap sampel (sebagian populasi) walaupun penelitian ingin membuat suatu generalisasi terhadap hasil penelitiannya. Oleh karena itu sampel harus lah representatif, artinya benar-benar mencerminkan populasinya. Tentang sampling dan teknik-teknik sampling akan dibicarakan lebih lanjut pada bab terpisah.
H. Pengumpulan Data
Kualitas data bergantung kepada kualitas alat pengukur/alat pengambilan data. Data atau informasi dapat diambil langsung dari sumbernya oleh peneliti (data primer) atau diambil dari dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan dan disusun oleh pihak lain (data sekunder) dan peneliti harus menerima menurut apa adanya.
Data informasi yang dikumpulkan harus relevan dengan persoalan yang dihadapi. Dalam hal ini perlu diperhatikan :
• Data macam apa yang diperlukan (kualitatif atau kuantitatif)
• Di mana data akan diperoleh (dilapangan atau dokumentasi)
• Bagaimana cara memperolehnya (observasi atau komunikasi)
• Berapa jumlah yang memadai atau dianggap cukup
Mengidentiikasi data yang harus dikumpulkan meliputi tiga langkah :
- Mengidentifikais konsep-konse penuntun dalam obyektif riset
- Mendefinisikan konsep-konsep itu secara operasional
- Menspesifikasikan tahap dalam proses riset pada waktu mana data yang dituntut oleh definisi-definisi itu akan terwujud.
I. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
- Diedit, yaitu diperiksa/ dilakukan pengecekan tentang kebenaran responden yang menjawab, pengisian jawaban dan kelengkapannya dan apakah ada jaawaban yang tidak sesuai/tidak konsisten.
- Coding, yaitu pemberian tanda/simbul/kode bagi tiap-tiap jawaban yang termasuk dalam kategori yang sama.
- Ditabulasi, yaitu jawaban-jawaban yang serupa dikelompokkan dalam suatu tabel dan dijumlahkan banyak peristiwa/gejala/items yang termasuk dalam satu kategori. Tabel ini siap dianalisi.
2. Analisis data
Analisi data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dengan menggunakan tabel-tabel, grafik, ataupun perhitungan angka-angka. Data yang masih bersifat menyeluruh diuraikan ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil sehingga dapat :
- Diketahui komponen mana yang menonjol
- Dibandingkan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain (angka rasio)
- Dibandingkan satu komponen atau beberapa komponen terhadap keseluruhan (persentase)
Analisis dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitif dengan statistik atau tidak dengan statistik.
J. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil analisis masih bersifat faktual yang harus diberi arti oleh peneliti, apa yang tersirat dari hasil tersebut. Demikian pula jika hipotesis penelitian nya tidak terbukti, penelitian harus berusaha memberikan keterangan atau alasan yang jelas mengapa hipotesisnya itu tidak terbukti. Hipotesis yang tidak teruji kebenarannya bukan berarti bahwa penelitiannya itu salah atau gagal, mungkin karena landasa teoritisnya kurang kuat, sampelnya tidak represenatif, alat pengambilan datannya tidak reliable dan tidak valid adanya kesalahan dalam perhitungan dan sebagainya.
Hasil analisis dan interpretasi data dipergunakan untuk menarik kesimpulan dalam rangka menjawab masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian serta hipotesis yang diajukan. Dalam menarik kesimpulan penelitian harus jujur berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data.
K. Penyusunan Laporan
Laporan penelitian merupakan langkah akhir dan sangat penting sebagai syarat keterbukaan ilmu pengetahuan. Laporan harus disusun menurut tata tulis yang lazim bagi laporan ilmiah baik format maupun sistematiknya. Pada dasarnya bentuk fisik laporan terbagi dalam tiga bagian :
- Bagian pendahuluan
- Bagian pokok/isi
- Bagian akhir/referns.
Sebenarnya langkah-langkah penelitian yang bervariasi itu dapat dikelompokkan menjadi tiga tahapan yaitu :
- Tahap persiapan
- Tahap tugas laporan
- Tahap analisis
Usulan penelitian
Seseorang yang akan melakukan suatu penelitian perlu membuat perencanaan yang seksama mengenai hal-hal yang akan dilaksanakan di dalam penelitian sejak dari judul penelitian, latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, anggaran pembiayaan dan jadwal pelaksanaan. Perncanaan ini lazim disebut usulan penelitian (research project statement/proposal).usulan sangat penting untuk menilai apakah calon peneliti cukup mengerti dan mampu melakukan penelitian ilmiah, apalagi apabila usulan itu ditujukan kepada sponsor yang akan membiayai penelitian yang bersnagkutan.
L. Rangkuman
1. Penelitian adalah suatu proses atau kegiatan yang mengikuti lanmgkah-langkah tertentu sejak perumusan maslaah sampai penyusunan laporan.
2. Sumber maslah mungkin berasal dari laporan penelitian, diskusi, pengamata sepintas, pendapat para pakar ataupun yang lain.’
3. Setelah dipilih suatu pokok masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya dan kemudian dijabarkan ke dalam tujuan penelitian dan hipotesis (setelh melakukan kajian pustaka yang berhubungan masalah tersebut.
4. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis.












DAFTAR PUSTAKA
Marzuki, 2005. Metodelogi Riset, panduan penelitian bidang bisnis dan sosial, Yogyakarta.
Kartono Kartini, 1996. Pengantar Metodelogi Riset Sosial, Bandung ; Mandar Maju.
Mayer R. Robert, Greenwood Emest,1984. Rancangan Penelitian Kebijakan Sosial, Jakarta ; Pustekon Dikbud dan C.V Rajawali.

peran ayah dan ibu di keluarga industri

1. Peran Ayah (Pria Dewasa) dalam Masyarakat Industri
Baik hubungan-hubungan ekonomi maupun nilai-nilai masyarakat kita mewajibkan pria untuk mempunyai fungsi jabatan, dalam masyarakat industrial, banyak jabatan ini berada dalam industry. Pria pada setiap tingkatan masyarakat sehari-hari memusatkan perhatian pada tempat sentral produksi, meninggalkan rumah dengan nilai-nilai dan trasisi yang berbeda. Pada setiap tingakatan masyarakat, suami adalah anggota “parttime”, keluarga yang harus mengintegrasikan pekerjaannya dengan tuntutan kehidupan keluarga.
Sifat integrasi kedua pria ini berbeda menurut tingkat jabatan. Pada masyarakat tingkat atas peran si pria dalam keluarga sedikit saja hubungannya dengan perannya di tempat kerja. Prestasi jabatannya mungkin sangat mengesankan, tetapi prestis dan wewenang yang diperoleh di tempat kerja sedikit yang terbawa ke dalam kehidupan keluarga. Sering sekali status suami istri sama atau melampaui status yang talah dicapai suami di tempat kerja. Tekanan hidup pada jabatan tinggi demikian besatnya sehingga meminimalkan jumlah waktu dan tenaga yang dapat diberikan si suami kepada keluarganya. Jadi, kehidupan keluarga menjadi nomor dua dalam kehidupan pria ini.
Di kalangan kelas menengah pekerja pegawai kantor, teknisi dan kaum profesional, posisi suami dalam keluarga sedikit berbeda. Penghasilan pria kelas menengah biasanya lebih tinggi dari pada penghasilan istri, yang jarang mempunyai sumber keuangan sendiri. Suami serta ayah kelas menengah menjadi tokoh yang sangat penting bagi keluarga . Akan tetapi, posisi serta wewenang yang penting dalam keluarga. Ia menduduki jabatan yang secara teknis sangat rumit, yang tidakkan dapat dimengerti oleh anggota keluarganya. Ia tidak dapat berfungsi sebagai model (panutan) peran bagi anak-anaknya, juga istrinya sering tidak dapat mengetahui bentuk pekerjaannya. Keluarga jarang dapat merasakan antusiasme, ketegaan dan keberhasilan jabataannya.
Jadi biasanya suami kelas menengah harus berusaha membentuk suatu peran keluaraga bagi dirinya sendiri, yang sedikit atau tidak ada hubungannya dengan peran pekerjanya. Peran ini hatus berstatus lebih rendah, karena hubungan esensial dalam keluarga berada di sekitar ibu dan anak-anaknya. Si suami memainkan peran seorang pendisipilin yang keras, atau seorang sahabat yang baik, bagi anak-anaknya sesuai dengan ideology keluarga lebih sering peran yang terakhir daripada peran yang pertama dalam keluarga kelas menengah kita. Karena menurut tradisi ia tidak dapat menguasai istrinya, juga karena ia tidak dapat mentranfer prestos jabatannya kepada istrinya, kepada kebutuhannya dan aspirasinya, rumah merupakan “kekuasaan” istri.
Keberhasilan jabatan sebagian tergantung pada gaya hidup yang dijalankan istrinya, kemampuannya mengadakan jamuan, membujuk atasan, membuat suasana rumah yang up to date (walaupun mungkin dengan sumber keuangan yang terbatas) sangat menentukan bagi karier suaminya. Keberhasilan istrinya mendidik anak-anka menurut norma-noram kelas menengah dan menanam dalam diri mereka sikap serta motif yang pantas, sangat penting bagi kemampuan keluarga itu untuk mempertahankan status kelas menengah.
Jabatan kelas pekerja tidak mempunyai baik imbalan finansial yang tinggi maupun status yang tinggi, istri bahkan juga anak-anak mempuanyai pekerjaan dan penghasilan yang tidak jauh rendah. Pada masa depresi para wanita dan anak-anak bermanfaat dalamenjamin pekerjaan. Dengan alasan-alasan ini, wibawa ayah/suami pada keluarha kelas pekerja selalu terangam. Maka timbul keluarga-keluarga matriarakal pada masyarakat kelas bawah. Ayah/suami yang otoriter labih umum di kalangan keluarga kelas pekerja dari pada keluarga yang lain.
Jabatan dan kehidupan keluarga jalin menjalin dengan berbagi cara, setiap posisi status kelas melanjutkan pola yang khusus baginya dan ikut menentukan peran yang dimainkan suami dalam keluarga.
2. Peran Ibu (Wanita yang Menikah) dalam Masyrakat Industri
Masalah bekerjanya wanita nikah dipengaruhi oleh dua factor jumlah dan usia anak-anak dalm kelurga dan struktur social ekonomi suami. Kenyataan bahwa wanita pada peran kelas menengah jauh lebih besar dari pada pria, menggambarkan bahwa wanita terpusat dalam jabatan-jabatan tertentu, namun tidak semuanya berkaitan dengan industry, misalnya perawat dan guru.
Penghasilan para pekerja wanita secara keseluruhan lebih rendah daripada penghasilan para pekerja pria.
Jelaslah bahwa bila istri bekerja maka pasti ada pengaruhnya pada peran dia memainkan dalam keluarga, bahwa ia meniggalkan rumah saja pun sudah ada pengaruh pada keluarga. Tetapi pengaruhnya khusus sebagai akibatnya ia mempunyai pekerjaan sebagaian besar tergantung pada motifnya untuk bekerja. Alasan untuk bekerja berbeda pada setiap wanita secara perseorangan dan dari kelas satu ke kelas yang lain. Dikelas atas dan mengengah atas si istri bekerja untuk menghilangkan kebosanan, untuk memenuhi keinginan berkreatif, untuk meneruskan hobi yang sebelumnya sudah digeluti, juga menambah penghasilan keluaraga, atau canouran dati motif-motif ini.
Dengan bekerja ia tentu saja mendapatkan kebebasan tertentu dari peran keluarga, ia tidak lagi terikat kepada rumah dengan segala tetek bengengnya atu kepada anak-anaknya. Akan tetapi, penghasilan yang diperoleh dari pekerjaannya biasanya begitu berarti bagi perekonomian keluaraganya, biasanya sebagian terbesar atau seluruhnya untuk keperluan rumah tangga dan pendidikan anak-anak. Juga status keluarga tidak dipengaruhi oleh jabatan/pekerjaan istri ini.

peran ayah dan ibu dalam keluarga

Bentuk Umum Keluarga Industri-Kota
Keluarga industri-kota adalah keterpencilannya dari keluarga yang lain. Keluarga industri-kota tidak tertanam dalam sebuah matriks hubungan kekrabatan yang luas atau besar. Relative hanya sedikit saja keluarga industry-kota yang mempertahankan hubungan erat dengan sejumlah sanak family yang bukan keluarga langsung.
Keluarga industry-kota ialah keluarga ini berdasarkan keluarga suami istri karena keluarga bukan lagi berstandart pada ikatan harta milik, tempat, tanah, atau keluarga luas, maka stabilitas keluarga itu keberhasilannya atau kegaagalannya tergantung kepada kecocokan suami-istri. Yang sangat penting dalam sitem keluarga ini ialah kemampuan suami dan istri untuk saling menyesuaikan diri. Maka pasangan harus di pilih berdasarkan selera pribadi, yakni berdasarkan daya tarik romantisnya, kecocokan seksual dan daya tarik kepribadian.
Keluarga modern di tandai oleh persamaan derajat dalam peran, misalnya ayah tidak seotoriter dalam keluarga patrialkhal, ayah dalam keluarga industry-kota harus menyesuaikan kepribadiannya dengan kebutuhan emosional istrinya. Istri mempunyai status yang relative tinggi dalam system keluarga kita. Kemungkinan mempunyai pekerjaan diluar rumah. Selanjutnya istri dekat dengan dan dapat mempenggaruhi anak-anaknya.
Peran anak telah berubah secara drastis. Anak bukan lagi dianggap sebagai harta kekayaan, tetapi dalam banyak hal dianggap sebagai beban. Hal ini mengakitbankan berkurangnya jumlah anak-anak keluarga. Dengan demikian si anak mempunyai kesempatan lebih baik untuk surbibe dan untuk kesehatan. Si anak juga juga mempunyai kesempatan untuk muncul sebagai status yang sama seperti orang dewasa, paling tidak seorang individu denga hak-hak yang nyata. Sedikitnya jumlah anak dalam keluarga meningkat keterlibatan emosional orangtua pada anak-anak mereka. Si anak dalam masyarakat kita mendapat kasih sayang dan perhatian cukup besar.
Satu lagi segi penting dari struktur peran keluarga kita ialah terpisahnya termpat kerja dari rumah. Konsekuensinya ialah bahwa si ayah tidak dapat lagi berfungsi sebagai seorang model(panutan) bagi putranya. Atau paling tidak semakin sulit baginya melaksanakan fungsi ini, akibatnya ialah bahwa di masyarakat kita hanya sedikit saja anak laki-laki yang secara sadar ingin menyamai atau melebihi ayah mereka. Konsekuensi lainnya ialah bahwa anak-anak diserahkan kepada ibu mereka. Si ibu yang harus memeberi kasih sayang kepada mereka, mengurus mereka dan mendisiplinkan mereka.
Dalam suasana modern fungsi keluarga berubah secara drastic. Keluarga bukan lagi merupkan unit ekonomi utama dalam masyarakat. Fungsi prosukti prooduktifnya hampir seluruhnya telang hilang. Di bidang ekonomi, keluarga berfungsi terutama sebagai suatu unit konsumsi dan untuk memotivasi kegiatan ekonomi. Fungsi religious, fungsi rekreasi bahkan fungsi pendidikan di sediakan oleh lembaga-lembaga lain. Di pihak lain, fungsi efeksional keluarga menjadi lebih penting lagi. Berbeda dengan impersonalitas, anonimitas dan kekerasan masyarakat modern, demikian juga disektor industrinya, terdapat kehangatan, kelembutan dan kualitas pribadi yang hebat dalam kehidupan keluarga. Banyak perkawinan berakhir dengan perceraian oleh karena kegagalan fungsi efeksional menunjukkan pentingnya fungsi ini dalam keluarga modern.
Jadi industry mempengaruhi bentuk keluarga modern dalam banyak hal. Isolasi keluarga dapat ditelusuri kepada tuntutan industry akan mobilitas. Penekanan pada hubungan suami-istri juga berkaitan dengan ideology persamaan hak yang sebagian ditimbulkan oleh industralisme. Sifat fungsional keluarga menggambarkan suatu kompromi antara keutuhan industralisme dan kebutuhan emosional manusia.
Pengaruh langsung industry pada keluarga terjalin dengan struktur jabatan industry. Hal ini berlangsung dengan dua cara. Di satu pihak, jabatan tertentu yang dimiliki seseorang dalam industri menentukan banyak aspek kehidupan keluarga secara langsung. Selanjutnya jabatan menetukan jumlah waktu si pemegang jabatan itu di rumah, entah waktu tersebut pada malam hari atau siang hari. Hal ini bias merembes ke dalam kehidupan keluarga secara tidak kentara.
Kenyataan bahwa suatu keluarga merupakan anggota kelas atau kelompok status tertentu menetnukan banyak ciri-ciri structural dan fungsional keluarga tersebut, misalnya jumlah anak-anak dalam keluarga, peran ayah, posisi ibu. Peran orang tua, kakek, nenek, dan kerentanan keluarga terhadap krisis.

PKLH EKOSISTEM

BAB I
Pendahuluan

1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan kontribusi ekologi yang cukup bagi bumi dan masih lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Indonesia sendiri disebut Negara kepulauan. Dari sabang sampai marauke terdapat hamparan mahluk hidup yang dengan bebasnya bergerak. Semua itu tergabung dalam ekosistem dan lingkungan hidup. Namun akhir-akhir ini manusia seperti tak peduli dengan bahaya yang akan dihadapi jika tidak menjaga ekosistemnya. Banjir di Wasior Papua, Banjir di sejumlah kota/ kabupaten yang ada di Kalimantan Barat merupakn bukti nyata ekosistem tidak seimbang. Masih banyak hal lain akibat ulah itu semua. Sebagai generasi penerus bangsa marilah kita menjaga lingkungan.
Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan masalah ekosistem dan pencemaran lingkungan. Dimulai dari lingkungan yang terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas. Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus segera kita atasi bersama diantaranya pencemaran air tanah dan sungai, pencemaran udara perkotaan, kontaminasi tanah oleh sampah, hujan asam, perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, kontaminasi zat radioaktif, dan sebagainya.













2. Rumusan Masalah
a) Apa itu ekosistem dan apa itu lingkungan hidup
b) Apa saja komponen – komponen penyusun ekosistem.
c) Apa saja satuan makhluk hidup penyusun ekosistem.
d) Bagaimana pola interaksi dalam ekosistem.
e) Mengapa antara ekosistem dan lingkungan hidup saling berhubungan.

3. Tujuan
a) Mengetahui tentang ekosistem dan lingkungan hidup.
b) Mengetahui Komponen – komponen penyusun di dalam ekosistem.
c) Mengetahui satuan makhluk hidup penyusun ekosistem.
d) Mengetahui pola interaksi dalam ekosistem.
e) Mengetahui hubungan ekosistem dan lingkungan hidup.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ekosistem dan Lingkungan Hidup
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem) Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan. Ada juga definisi lain mengenai lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
2.2 Tingkat Organisasi Kehidupan dalam Ekosistem
Tingkat organisasi kehidupan dalam ekosistem, yaitu:


1. Sel
Sel sebagai unit struktural, artinya bahwa semua makhluk hidup tubuhnya tersusun dari sel. Sel sebagai unit fungsional makhluk hidup artinya bahwa sel memegang peranan yang sangat penting dalam reaksi metabolisme dalam tubuh.

2. Jaringan
Jaringan adalah kumpulan dari sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.

3. Organ
Organ adalah kumpulan dari jaringan yang memiliki fungsi tertentu.


4. Sistem Organ
Sistem organ adalah kumpulan dari organ-organ dalam tubuh yang mendukung suatu fungsi tertentu.

5. Individu
Individu artiya organisme yang hidup berdiri sendiri yang secara fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan organic dengan sesamanya. Jadi intinya adalah sebutan untuk mahluk hidup tunggal. Mialanya seekor harimau, sebatang tanaman padi
6. Populasi
Populasi berarati sekelompok individu sejenis yang bertempat tinggal atau menempati suatu daerah pada waktu tertentu. Contohnya adalah sekelompok burung yang berada ditepian sungai






7. Komunitas
Komunitas adalah sekumpulan populasi yang mendiami wilayah tertentu.


8. Ekosistem
Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya. Menurut jenisnya ekosistem dibagi menjadi dua, yaitu ekosistem perairan dan ekosistem darat.
9. Bioma
Bioma merupakan kumpulan dari ekosistem dalam suatu wilayah tertentu. Contoh contoh bioma, antara lain: savana, stepa, gurun, dan padang rumput.
10. Biosfer
Biosfer merupakan tempat mahluk hidup tinggl. Biosfer juga merupakan kesatuan berbagai macam ekosistem, meliputi semua organisme dan lingkungan yang berinteraksi untuk berlangsungnya sistem pendayagunaan energi dan daur ulang materi.

2.3 Komponen Penyusun Ekosistem
Ekosistem tersusun atas 2 komponen, yaitu komponen yang terdiri atas komponen makhluk hidup (komponen biotik) dan komponen yang terdiri atas benda mati (komponen abiotik).

1. Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan komponen- komponen yang terdiri atas makhluk hidup, yang meliputi:
a. Produsen
Adapun yang dimaksud produsen, yaitu organisme yang mampu menyintesis makanan atau zat organik sendiri dari zat anorganik atau bersifat autotrof. Organisme yang mampu menyintesis makanan sendiri adalah tumbuhan hijau. Tumbuhan hijau yang memiliki klorofil atau zat hijau daun dengan bantuan sinar matahari mampu melakukan fotosintesis. Dalam reaksi tersebut tumbuhan menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi dalam proses sintesa makanannya, sehingga tumbuhan hijau disebut juga organisme fotoautotrof.
b. Konsumen
Semua organisme yang termasuk konsumen bersifat heterotrof, karena tidak mampu menyintesis zat organik sendiri. Konsumen menggantungkan hidupnya dari zat-zat organik yang dihasilkan oleh produsen. Berdasarkan jenis makanannya konsumen terdiri atas:
1) Herbivora
Merupakan organisme pemakan tumbuh-tumbuhan. Contohnya adalah sapi dan kerbau.
2) Karnivora
Merupakan organisme yang makanannya berupa daging. Contohnya adalah harimau, kucing, dan serigala.
3) Omnivora
Merupakan organisme pemakan segalanya. Contohnya manusia.
c. Pengurai atau dekomposer
Merupakan organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati. Organisme yang termasuk pengurai adalah bakteri dan jamur.


2. Komponen Abiotik
Komponen abiotik adalah semua faktor penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda mati, antara lain oksigen, kelembapan dan suhu, air dan garam mineral, cahaya matahari, dan tingkat keasaman tanah atau pH tanah.

a. Oksigen
Semua makhluk hidup dalam ekosistem membutuhkan oksigen untuk respirasi atau pernapasan. Dengan adanya oksigen, zat organik yang ada dalam tubuh akan dioksidasi untuk menghasilkan energi untuk tetap bisa bertahan hidup.
b. Kelembapan dan suhu
Kelembapan dan suhu juga sangat memengaruhi keberadaan suatu organisme dalam suatu ekosistem. Kelembapan dan suhu berpengaruh terhadap hilangnya air yang terjadi melalui penguapan. Setiap organisme memiliki toleransi yang berbeda-beda terhadap suhu dan kelembapan. Pernahkah kalian mengamati habitat jamur dan lumut? Jamur dan lumut hanya mampu bertahan pada habitat yang memiliki kelembapan tinggi dan tak mampu hidup pada daerah yang panas. Suhu terendah yang masih memungkinkan organisme hidup disebut sebagai suhu minimum. Suhu yang paling sesuai dan mendukung kehidupan untuk organisme disebut sebagai suhu optimum, sedangkan suhu tertinggi yang masih dapat ditoleransi atau memungkinkan organisme hidup disebut sebagai suhu maksimum.
c. Air dan garam mineral
Air merupakan penyusun tubuh setiap makhluk hidup. Sebagian besar tubuh tersusun oleh air, sehingga begitu pentingnya air bagi metabolism kehidupan makhluk hidup. Fungsi air dalam tubuh antara lain sebagai zat pelarut dalam tubuh serta membantu metabolisme dalam tubuh. Selain itu, baik hewan maupun tumbuhan juga memerlukan garam-garam mineral. Meskipun jumlah yang dibutuhkan sedikit, namun harus ada karena tak bisa diganti oleh zat yang lain. Contohnya tumbuhan memerlukan zat besi (Fe) untuk pembentukan klorofil. Meskipun jumlahnya sedikit jika tidak ada maka klorofil tidak akan terbentuk, atau tumbuhan tersebut akan mengalami klorosis.
d. Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi dari semua organism yang ada. Cahaya sangat penting untuk semua tumbuhan hijau dan bakteri fotosintetik dan juga untuk semua hewan herbivora. Tumbuhan hijau membuat makanan dengan memanfaatkan cahaya matahari dalam proses fotosintesis. Dari proses ini dihasilkan karbohidrat yang merupakan sumber energi bagi tumbuhan itu sendiri dan herbivora. Penyebaran cahaya di bumi tidaklah merata sehingga organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang intensitas dan kualitas cahayanya yang berbeda.
e. Tingkat keasaman atau Ph tanah
Tumbuhan hanya bisa hidup normal dalam suasana tanah yang tidak begitu asam dan basa atau dalam keadaan netral atau Ph 7. Apabila tanah terlalu asam (Ph kurang 7) atau terlalu basa (Ph lebih 7) pertumbuhannya akan terganggu.


f. Topograpi
Topografi merupakan perbedaan letak di bumi dipandang dari ketinggian tempat dari permukaan laut dan dipandang letaknya dari garis bujur dan garis lintang. Perbedaan letak ini kan menentukan perbedaan pencahayaan, suhu, kelembapan, dan tekanan udara.

2.4 Interaksi dalam Ekosistem
Dalam ekosistem pasti ada interaksi atau hubungan timbal balik antara komponen yang satu dengan komponen yang lain. Interaksi yang ada bisa berupa interaksi yang saling menguntungkan, merugikan atau tidak berpengaruh terhadap satu dengan yang lainnya. Jenis-jenis interaksi tersebut, antara lain:
1. Simbiosis mutualisme adalah interaksi antarorganisme yang saling menguntungkan. Contoh: kupu-kupu dengan tanaman berbunga.
2. Simbiosis parasitisme adalah interaksi antarorganisme yang saling merugikan. Contoh: benda dengan tanaman inangnya.
3. Simbiosis komensalisme adalah interaksi antarorganisme yang satu diuntungkan dan yang lain tidak dirugikan. Contoh: tanaman anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
4. Kompetisi adalah jenis interaksi antarorganisme yang saling bersaing untuk bias bertahan hidup. Contoh: tanaman padi dengan gulma.
5. Netralisme adalah interaksi antarindividu yang saling lepas atau tidak saling memengaruhi. Contoh: kambing dengan kucing.
6. Predatorisme adalah interaksi antarorganisme, di mana yang satu memakan yang lain. Contoh: harimau dengan rusa.
2.5 Keseimbangan Ekosistem
Dalam suatu ekosistem yang masih alami dan belum terganggu akan didapati adanya keseimbangan antara komponen-komponen penyusun ekosistem tersebut. Keadaan seperti ini disebut juga sebagai homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk dapat menahan berbagai perubahan dalam sistem secara menyeluruh. Sistem yang dimaksud meliputi penyimpanan zat hara, pertumbuhan dan perkembangan organisme yang ada, pelepasan zat hara di lingkungan, reproduksi organisme dan juga meliputi sistem penguraian jasad-jasad makhluk hidup yang telah mati.

2.6 Suksesi dan Tipe-tipe Ekosistem
Seiring bertambahnya waktu, perlahan-lahan suatu ekosistem akan mengalami perubahan dari kondisi semula. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut sangat mudah untuk diamati dan biasanya dalam perubahan itu terdapat pergantian komunitas dalam ekosistem tersebut. Proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil itulah yang disebut sebagai suksesi. Proses suksesi akan berakhir apabila lingkungan tersebut telah mencapai keadaan yang stabil atau telah mencapai klimaks. Ekosistem yang klimaks dapat dikatakan telah memiliki homeostatis, sehingga mampu mempertahankan kestabilan internalnya. Dalam suksesi dikenal suksesi primer dan suksesi sekunder, perbedaan antara keduanya terletak pada kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi.

1. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi ketika komunitas awal terganggu dan mengakibatkan hilangnya komunitas awal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal tersebut akan terbentuk substrat dan habitat baru.
2. Suksesi Sekunder
Apabila dalam suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik secara alami ataupun buatan (karena manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme yang ada sehingga dalam ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan lama masih ada.
Faktor yang memengaruhi proses suksesi, yaitu:
1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.
2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
3. Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
4. Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membawa biji, spora.dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh dalam proses perkecambahan.
5. Jenis substrat baru yang terbentuk.
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat merupakan ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu:
a. Bioma gurun
Beberapa bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu siang hari tinggi (bias mencapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukurankecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

b. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herba) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kanguru, serangga, tikus, dan ular.

c. Bioma savana
Savana dari daerah tropika terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi dengan musim kering yang berkepanjangan pada saat api menjadi bagian penting dari lingkungan. Savana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat savana yang luas.
Berhubung dalam ekosistem savana ini, rerumputan dan pohon-pohon yang hidup harus tahan terhadap musim kering dan api, maka jumlah jenis tumbuh-tumbuhan yang hidup di savana ini tidak banyak, tidak seperti yang hidup di hutan hujan tropik, tidak seperti yang hidup hutan hujan tropik. Rumput-rumput dari marga Panicum, Pennisetum, Andropogon dan Imperata mendominasi lingkungan ini, sedangkan pepohonan yang hidup di sana sama sekali berada dengan jenis pohon yang hidup di hutan hujan tropik. Di Afrika diantaranya terdapat pohon Acacia yang terbesar di savanna. Di Indonesia padang savanna ini dapat ditemukan di Taman Nasional (TN) Baluran dan TN Alas Purwo di Banyuwangi, Jawa Timur.
Merupakan padang rumput yang diselingi dengan sebatang pohon yang tumbuh jarang. Hewan yang hidup pada bioma padang rumput dan savana adalah bison, gajah, jerapah, zebra, domba, biri-biri, harimau, cheetah, serigala, dan ular.



d. Bioma hutan basah
Bioma hutan basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciricirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relative banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi (besar), suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain: kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
e. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang. Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit, dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

f. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

g. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
h. Bioma hutan lumut
Bioma hutan lumut banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada ketinggian di atas baas kondensasi uap air. Disebut hutan lumut karena vegetasi dominant adalah tumbuhan lumut. Lumut tumbuh subur pada daerah pegunungan yang bersuhu rendah dan kelembapan tinggi. Lumut tersebut tidak hanya menutupi permukaan tanah dan bebatuan saja, tetapi juga menutupi batang-batang pohon, ranting dan daun.

i. Bioma hutan Mangrove
Bioma hutan mangrove banak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah tropic maupun subtropik. Ciri-ciri hutan mangrove adlah :
 Kadar garam air dan tanah sangat tinggi
 Kadar oksigen pada air dan tanahnyab rendah, dasar perairan berupa lumpur
 Tumbuhan yang paling banyak dijumpai adalah bangsa bakau.
 Hewan yang paling banyak dijumpai adalah ikan, buaya, biawak, dan burung yang biasanya bersarang diatas pohon.

2. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak mencolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya, tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam ekosistem air tawar.
a. Danau
Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.

1) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis - jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, crustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.
2) Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai organisme, di antaranya fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri, zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang.
3) Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
4) Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organiknya, yaitu sebagai berikut.
1) Danau oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
2) Danau eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciricirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.

b. Sungai
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai makhluk air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan gurami. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba - lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
3. Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
a. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion Cl mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
1) Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut, yaitu:
a) Litoral
Merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan daratan.
b) Neartik
Merupakan daerah yang masih bisa ditembus sinar matahari, bagian dasar dalamnya ± 300 m.
c) Batial
Merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m.
d) Abisal
Merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m).
2) Menurut wilayah permukaannya secara horizontal berturut-turut dari tepi laut menuju ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut:
a) Epipelagik
Merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b) Mesopelagik
Merupakan daerah di bawah epipelagik dengan kedalaman 200- 1000 m. Hewan yang hidup di daerah misalnya adalah ikan hiu.
c) Batiopelagik
Merupakan daerah dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya adalah gurita.
d) Abisal pelagik
Merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah ini.
e) Hadal pelagik
Merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.

b. Pantai
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, molusca, dan remis.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikanikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.
1) Komunitas pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin, tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan).
2) Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Adapun yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, dan Cerbera.


c. Estuari
Estuari berasal dari kata aetus yang artinya pasang-surut. Estuari didefinisikan sebagai badan air di wilayah pantai yang setengah tertutup, yang berhubungan dengan laut bebas. Oleh karena itu ekosistem ini sangat dipengaruhi oleh pasang surut dan air laut bercampur dengan air darat yang menyebabkan salinitasnya lebih rendah daripada air laut. Muara sungai, rawa pasang-surut, teluk di pantai dan badan air di belakang pantai pasir temasuk estuari.
Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara yang hidup endemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka yang berasal dari laut dan beberapa yang berasal dari perairan tawar, khususnya yang mempunyai kemampuan osmoregulasi yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial, ekosistem estuari merupakan daerah pemijahan dan asuhan. Kepiting (Scylia serrata), tiram (Crassostrea cucullata) dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari. Udang niaga yang memijah di laut lepas membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan memanfaatkannya sebagai sumber makanan.
Daerah muara sungai yang terlindung dan kaya akan sumberdaya hayati menjadi tumpuan hidup para nelayan, sehingga tidak dapat dihindari terjadinya pemukiman di pinggiran muara sungai. Tidak hanya itu, karena muara sungai ini juga menjadi penghubung daratan dan lautan yang sangat praktis, maka manusia menggunakannya sebagai media perhubungan. Daerah yang terlindung juga menjadi tempat berlabuh dan berlindung kapal, terutama di saat saat laut berombak besar. Perkembangan industri pantai menambah padatnya wilayah estuari ini oleh kegiatan manusia karena daratan estuari merupakan akses yang bagus buat kegiatan industri itu, khususnya tersedianya air yang melimpah, baik itu untuk pendingin generator maupun untuk pencucian alat alat tertentu dan tidak dapat dihindari nafsu untuk membuang limbah ke lingkungan akuatik.
Mengingat banyaknya perikanan komersial yang tergantung pada ekosistem estuari ini maka perlindungan ekosistem ini merupakan salah satu persyaratan ekonomik yang utama agar perkembangan ekonomi di wilayah ini dapat dijaga kelanjutannya. Banyaknya jenis pemanfaatan wilayah di ekosistem estuari ini menyebabkan sering terjadinya bertentangan kepentingan dan kerusakan ekosistem yang berharga ini. Oleh karena itu, perencanaan terpadu wilayah estuari ini perlu dilakukan dengan seksama untuk menjaga ekosistem ini agar tidak rusak.


d. Terumbu karang
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang menyekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.





e. Ekosistem Lamun (Seagrass ecosystem)
Lamun (seagrass) adalah satu satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti hal¬nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng¬hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat zat hara. Sebagai sumberdaya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Secara tradisional lamun telah dimanfaatkan untuk keranjang anyaman, dibakar untuk garam, soda atau penghangat, bahan isian kasur, atap, bahan kemasan, pupuk, isolasi suara dan suhu. Pada jaman modern ini, lamun dimanfaatkan antara lain sebagai penyaring limbah, stabilisator pantai, pupuk, makanan dan obat obatan.
Padang lamun berlaku sebagai daerah asuhan, pelindung dan tempat makan ikan, Avertebrata, dugong dan sebangsanya. Padang lamun juga berinteraksi dengan terumbu karang dan mangrove. Ekosistem lamun ini terdapat di banyak perairan pantai di negara kita. Di Kepulauan Seribu, misalnya, terdapat ekosistem ini yang berdampingan dengan mangrove dan terumbu karang. Ekosistem ini dikaitkan dengan kehadiran dugong karena tumbuh tumbuhan lamun menjadi makanannya.
2.7 Hubungan antara Ekosistem dan Lingkungan Hidup
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Jika tidak ada air dimuka bumi maka akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
Dapat disimpulkan anatara ekosistem dan lingkungan hidup komponemnya hampir sama, yang membedakannya dalam komponen lingkungan hidup terdapat unsur social budaya.Kerusakan lingkungan hidup berarti krusakan ekosistem. Berdasarkan factor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dapat ditinjau dari:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antar lain,
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
b. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).



c. Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

Pelestarian Ekosistem dan Lingkungan Hidup
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
Upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam pelestarian ekosistem dan Lingkungan hidup
1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.





BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Adapun tingkat Organisasi Kehidupan dalam Ekosistem adalah sel, jaringan, organ, system organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma, biosfer. Dan adapun komponen penyusun ekosistem ada dua yaitu biotic dan abiotik. Biotik terdiri dari produsen, konsumen, dan pengurai. Konsumen dapat di bedakan berdasarkan jenis makanannya yaitu karnivora pemakan daging, herbivora pemakan tumbuhan dan omnivora pemakan segalanya. Kompen abiotik terdiri dari :
a. Oksigen
b. Kelembapan dan suhu
c. Air dan garam mineral
d. Cahaya matahari
e. Tingkat keasaman atau Ph tanah
f. Topograpi
Mahluk hidup saling berinteraksi dalam ekosistem, ada yang dinamkan simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, kompetisi, netralisme, predatorisme, simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme . Didalam ekosistem juga dikenal dengan suksesi. Suksesi dibedakan menjadi suksesi primer dan suksesi sekunder. Ekosistem juga terdapat beberapa tipe, yaitu ekosistem darat dan air. Ekosistem darat meliputi bioma gurun, bioma padang rumput, bioma savana, bioma hutan basah, bioma hutan gugur, bioma taiga, bioma tundra, bioma hutan mangrove, dan bioma hutan lumut. Ekosistem air tawar meliputi danau dan sungai. Ekosistem air laut terdiri dari laut, pantai, terumbu karang, padang lamun dan Estuari.
Antara ekosistem dan lingkungan hidup saling berhubungan yaitu anatara ekosistem dan lingkungan hidup komponemnya hampir sama, yang membedakannya dalam komponen lingkungan hidup terdapat unsur social budaya.Kerusakan lingkungan hidup berarti kerusakan ekosistem. Berdasarkan factor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dapat ditinjau dari:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.









DAFTAR PUSTAKA

sosiologi pembangunan

1. Pengertian sosiologi pembangunan menurut para ahli
• Pengertian pembangunan dalam sosiologi adalah cara menggerakkan masyarakat untuk mendukung pembangunan dan masyarakat adalah sebagai tenaga pembangunan, dan dampak pembangunan.
(http://dyahhapsari.blogspot.com/2009/10/sosiologi-pembangunan-pengertian.html)
• Sosiologi pembangunan mencoba melengkapi kajian ekonomi yang selama ini hanya didasarkan pada produktivitas dan efisiensi dalam mengukur keberhasilan pembangunan. Pembangunan sebagai sebuah perubahan sosial yang terencana tidak bisa hanya dijelaskan secara kuantitatif dengan pendekatan ekonomi semata, terdapat aspek tersembunyi jauh pada diri masyarakat seperti persepsi, gaya hidup, motivasi dan budaya yang mempengaruhi pemahaman masyarakat dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Sosiologi pembangunan juga berusaha untuk menjelaskan berbagai dampak baik positif maupun negatif dari pembangunan terhadap sosial budaya masyarakat. Berbagai introduksi baik yang berupa teknologi dan nilai-nilai baru dalam proses pembangunan tentu akan membawa dampak pada bangunan sosial yang sudah ada sejak lama.
(Webster, 1984)

2. Mengukur keberhasilan pembangunan menurut para ahli
• Deddy T. Tikson (2005) terhadap kelima indicator tersebut :
1. Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikaor makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.
2. Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak , kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan pengalaman industrialisasi di negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengn proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di Negara-negara industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indicator pembangunan.
4. Angka Tabungan
Perkembangan sector manufaktur/industri selama tahap industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggeris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
5. Indeks Kualitas Hidup
IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat indicator makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung berdasarkan kepada (1) angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angka melek huruf. Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian b yi akan dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai ukuran kuantitas manusia.
6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat indicator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indicator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas.
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia, tetapi tidak secara otomatis akan mempengaruhi peningkatan martabat dan harkat manusia. Dalam hubungan ini, ada tiga komponen yang dianggap paling menentukan dalam pembangunan, umur panjang dan sehat, perolehan dan pengembangan pengetahuan, dan peningkatan terhadap akses untuk kehidupan yang lebih baik. Indeks ini dibuat dengan mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU, (3) pendapatan per kapita yang dihitung berdasarkan Purchasing Power Parity. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.

• Mengukur Pembangunan menurut buku sumber Teori Dunia Ketiga ada 5 yaitu
1. Kekayaan rata-rata
Yang diukur adalah produktivitas masyarakat atau produktivitas Negara tersebut setiap tahunnya.
2. Pemeataan
Bila pembangunan sebuah bangsa diukur dengan PNB/ kapita dan tingkat ketimpangan pembagian pendapatannya, kita akan mendaptakan gambaran yang lebih majemuk. Tidak saja kekayaan atau produktivitas bangsa tersebut yang dilihat, tetapi juga pemerataan kekayaan. Dapat dikatakan bangsa atau negara yang berhasil melakukan pembangunaan adalah mereka yang disamping tinggi produktivitasnya, penduduknya juga makmur dan sejahtea secara relattif merata.
3. Kualitas kehidupan
Pembangunan bukan sekadar pertambahan kekayaan materil saja yang diukur secara makro, pengetahuan tentang adanya indeks seperti ini memang sangat membantu pengertian kita tentang kompleksnya konsep pemangunan
4. Kerusakan lingkungan
Pembangunan yang menghasilkan produktivitas yang tinggi terkadang tidak memperhatikan dampak terhadap lingkungannya
5. Keadilan social dan kesinambungan
Bila terjadi kesenjangan yang terlalu mencolok antara orang kaya dan miskin, masyarakat yang bersangkutan menjadi rawan secara politis. Orang miskin cenderung menolak stasus quo yang ada, mereka ingin mengubah diri dengan mengubah keadaan.

3. Faktor pembangunan manusia menurut para ahlli
Menurut buku Teori Pembangunan Dunia ke Tiga hal 13 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan factor pembangunan manusia adalah aspek keterampilan manusia. Manusia dianggap sebagai factor produksi, dan factor manusia yang diperhatikan lebih ditekankan pada peningkatan produksi saja. Masalah manusia dilihat sebagai masalah peningkatan keterampilan, melalui berbagai macam system pendidikan. Bagaiman menciptakan kondisi lingkungan politik dan budaya yang baik, yang nantinya kan menghasilan manusia yang kreatif. Untuk kreatif manusia harus merasa bahagia, aman dan bebas rasa takut. Karen hanya manusia ini yang dapat menyelenggarakn pemabngunan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

4. Teori moderenisaasi dari pendapat para ahli
• Asumsi modernisasi yang disampaikan oleh Schoorl melihat modernisasi sebagai suatu proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya. Dibidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri dengan pertumbuhan ekonomi sebagai akses utama. Berhubung dengan perkembangan ekonomi, sebagian penduduk tempat tinggalnya tergeser ke lingkungan kota-kota. Masyarakat modern telah tumbuh tipe kepribadian tertentu yang dominan. Tipe kepribadian seperti itu menyebabkan orang dapat hidup di dalam dan memelihara masyarakat modern.
• Lerner dalam Dube (1988) menyatakan bahwa kepribadian modern dicirikan oleh:
1. Empati : kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.
2. Mobilitas : kemampuan untuk melakukan “gerak sosial” atau dengan kata lain kemampuan “beradaptasi”. Pada masyarakat modern sangat memungkinkan terdapat perubahan status dan peran atau peran ganda. Sistem stratifikasi yang terbuka sangat memungkinkan individu untuk berpindah status.
3. Partisipasi : Masyarakat modern sangat berbeda dengan masyarakat tradisional yang kurang memperhatikan partisipasi individunya. Pada masyarakat tradisional individu cenderung pasif pada keseluruhan proses sosial, sebaliknya pada masyarakat modern keaktifan individu sangat diperlukan sehingga dapat memunculkan gagasan baru dalam pengambilan keputusan.
5. Yang dimaksud dengan pembagian kerja secara internasional adalah
• Menurut buku Teori Pembangunan Dunia Ke Tiga hal 17, pembagian kerja secara internasional menyatakan bahwa perdagangan internasional akan menguntungkan semua pihak. Harga barang akan turun dan mencapai titik terendah bila terjadi perdagangan bebas
• Teori pembagian kerja internasional menjelaskan bahwa perlu adanya spesialisasi produksi yang menguntungkan secara komperatif bagi negara tersebut. Artinya adanya pembagian kerja secara internasional, hal ini dilatarbelakangi adanya perbedaan karakteristik antara negara maju dengan negara dunia ketiga. negara maju yang mengembangkan industrialisasi, sementara negara dunia ketiga sebagai produsen produk pertanian dan sektor primer kaya akan sumber daya alam. (Dr Yufang Kantor Pelabuhan, wakil direktur provinsi Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri Kantor)
6. Teori tabungan dan investasi
Teori Harrord-Domar: Tabungan dan Investasi
Teori ini mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tinggi rendahnya tabungan dan investasi. Pada intinya, teori ini menekankan bahwa pembangunan hanya merupakan masalah penyediaan modal untuk investasi.

7. Teori etika protestan menurut para ahli
Menurut Max Weber, peran agama adalah faktor yang menyebabkan munculnya kapitalisme di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Etika Protestan mengajarkan bahwa orang-orang bekerja keras untuk mencapai sukses, dan mereka akan mendapatkan imbala ndari Tuhan yatu masuk Surga. Hal inilah yang mendorong ekspansi kaum Barat menjelajahi dunia.

8. Teori yang menyangkut dorongan berprestasi atau n-Ach dikemukakan oleh McClelland, menurutnya need for achievement, atau kebutuhan untuk berprestasi mirip dengan Etika Protestan, keinginan, dorongan untuk berprestasi ini tidak sekedar untuk meraih imbalan material yang besar. Ada kepuasan pribadi tersendiri apabila seseorang berhasil melaksanakan pekerjaannya dengan sempurna. Selanjutnya menurutnya, apabila dalam sebuah masyarakat ada banyak orang yang memiliki n-Ach yang tinggi, masyarakat tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

9. Lima tahap pembangunan menurut W.W. Rostow
- Tahap 1: Masyarakat Tradisional (Tradisional Society)
Ilmu pengetahuan pada masyarakat ini masih belum banyak dikuasai. Masyarakat jenis ini masih dikuasai oleh hal-hal mistis. Masyarakat ini cenderung statis, dalam arti kemajuan berjalan dengan sangat lambat. Produksi digunakan untuk konsumsi. Tidak ada investasi.
- Tahap 2: Perubahan (Transitional Stage)
Dalam tahap ini, terdapat pertumbuhan tabungan, pelaburan dan pengusahaan. Kelebihan perdagangan akibat pertumbuhan telah menyokong kemunculan infrastruktur pengangkutan. Biasanya, keadaan ini terjadi akibat campur tangan dari luar, dari masyarakat yang sudah lebih maju. Campur tangani ini menggoyahkan masyarakat tradisional itu, dan di dalamnya mulai ada ide pembaharuan.
- Tahap 3: Lepas Landas (Take Off)
Ini adalah awal bagi proses pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan, ditandai dengan 3 ciri utama dalam sektor ini yang dikenal pasti:
a. Terdapat peningkatan dalam peleburan secara produktif, yaitu mencapai pertumbuhan dari 5% menjadi lebih dari 10%.
b. Terdapat kadar pertumbuhan yang tinggi bagi pembangunan dalam satu atau beberapa sektor ekonomi.
c. Kewujudan yang cepat bagi rangka kerja politik, sosial, dan institusi yang mendorong perkembangan sektor modern.
- Tahap 4: Bergerak ke Arah Kedewasaan (Drive to Maturity)
Ini adalah tahap di mana semua rintangan atau halangan bagi lepas landas (take-off) diatasi. Masyarakat harus melancarkan diri kepada masyarakat yang dapat menampung keperluan asas bagi mencapai pertumbuhan ekonomi
- Tahap 5: Konsumsi Massal yang Tinggi (High Mass Consumption)
Kenaikan pendapatan menyebabkan konsumsi tidak hanya untuk kebutuhan pokok saja, tetapi meningkat kepada kebutuhan hidup yang lebih tinggi. Produksi industri juga berubah, dari kebutuhan dasar menjadi barang knsumsi yang tahan lama. Pada titik ini, pembangunan sudah merupaka sebuah proses yang berkesinambungan, yang bisa menopang kemajuan secara terus menerus.

10. Teori tentang manusia modern
Menurut Alex Inkeles dan David H. Smith Modernisasi, menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau menciptakan nilai-nilai (fisik, material dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya suka dipertentangkan dengan nilai-nilai tradisi. Hal ini berhubungan dengan perubahan orientasi.

11. Teori ketergantungan
• Kajian Prebisch mengenai fenomena ketergantungan ialah negara-negara miskin mengekspor komoditi ke negara-negara kaya yang kemudian menjadikan barang komiditi tersebut menjadi barang siap (manufactured) dan kemudian menjual kembali barang tersebut kepada negara-negara miskin. Nilai tambah yang ada oleh karena barang tersebut menjadi barang yang siap tentunya menimbulkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan barang yang belum siap. Oleh karena itulah, mengapa negara-negara miskin sentiasa tidak memperoleh pendapatan yang cukup dengan ekspor mereka karena terpaksa membayar lebih besar untuk mengimpor barang yang lebih siap dari negara-negara maju. Presbich kemudian mengeluarkan suatu solusi terhadap kenyataan yang ada, yaitu negara-negara miskin sepatutnya melakukan program dengan menggantikan atau mencari pengganti barang yang selama ini mereka impor sehingga mereka tidak perlu lagi membeli barang siap dari negara-negara kaya. Negara-negara miskin juga perlu menjual produk-produk utama mereka ke pasaran dunia, akan tetapi cadangan devisa (mata uang asing) yang mereka peroleh dari penjualan produk utama tersebut jangan digunakan untuk membeli barang manufaktur dari luar.
• Paul Baran: sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme yang membuat orang tetap kerdil. Paul Baran mengatakan bahwa negara-negara pinggiran yang disentuh oleh negara-negara maju tidak mengalami kemajuan karena negara maju bukan industrialisasi yang dijalankan di negara pinggiran tetapi mempertahankan sektor pertanian, bukan akumulasi modal yang terjadi, tetapi penyusutan. Negara-negara yang terbelakang dikuasai oleh kepentingan modal asing dan agen –agen di negara tersebut dan oleh kepentingan kaum pedagang dan tuan tanah.
• Andre Guner Frank : Pembangunan keterbelakangan. Bagi Frank keterbelakangan hanya dapat diatasi dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem sosialis. Ia berpendapat bahwa adanya hubungan tidak sehat antara negara-negara pusat dengan negara pinggiran. Keadaan itu yaitu adanya ketergantungan yang akan menghasilkan keterbelakangan di masa lalu dan terus mengembangkan keterbelakangan di masa sekarang, jadi keterbelakangan bukan suatu kondisi yang alamiah dari sebuah masyarakat dan bukan juga karena kekurangan modal keterbelakangan merupakan sebuah proses ekonomi, polotik dan sosial yang terjadi akibat globalisasi dari sistem kapitalisme.

12. Teori Liberal, teori artikulsi dan teori system dunia
• Teori Liberal
Teori ini mengikuti asumsi-asumsi bahwa modal dari investasi adalah masalah utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Teori yang juga dikatakan oleh Sanjaya Lail ini menerangka agar konsep ketergantungan dapat dipakai menyusun teori , ada 2 kreteria yang harus dipenuhi.
a. Gejala ketergantungan ini harus hanya ada di Negara-negara yang ekonominya tergantung, dan tidak di Negara-negara yang tidak tergantung.
b. Gejala ini mempengaruhi perkembangan dan pola pemnagunan di Negara-negara tergantung.
• Teori Artikulasi
Munculnya teori ini dikarenakan ketidakpuasan terhadap teori ketergantungan karena pada dasarnya pembangunan dan industrialisasi memang terjadi di negara-negara terbelakang. Mula pertama dikembangkan oleh antropolog Perancis, seperti Claude Meillassoux dan Pierre Phillippe Rey. Teori ini melihat persoalan keterbelakangan dalam lingkungan proses produksi, artinya keterbelakangan di negara-negara Dunia Ketiga harus dilihat sebagai kegagalan dari kapitalisme untuk berfungsi secara murni, sebagai akibat dari adanya cara produksi lain di negara-negara tersebut.Teori Artikulasi bertitik tolak dari konsep Formasi Sosial. Dalam marxisme dikenal konsep cara produksi (mode of production), misalnya cara produksi feodal, cara produksi kapitalis, dan cara produksi sosialsi, yang ketiganya memiliki perbedaan. Misal dalam kapitalisme terdapat pasar bebas, akumulasi modal yang cepat dan sebagainya. Namun, kenyataan yang sesungguhnya dalam masyarakat tidak hitam putih seperti itu. Adanya cara peralihan seperti dari cara produksi feodal ke kapitalis bukan terjadi pada hitungan hari, tetapi memakan waktu yang lama dan pada waktu peralihan yang lama inilah terjadi percampuran dari dua atau lebih cara produksi. Oleh karena itu, gejala di mana beberapa cara produksi ada bersama disebut dengan formasi sosial.
• Teori Sistem Dunia
Dua alasan utama mengapa sistem ekonomi kapitalis dunia memerlukan katagori semi pinggiran. Pertama, polarisasi sistem dunia yang hanya dua kutub, pusat yang sedikit dan pinggiran yang banyak, akan dengan mudah menimbulkan disintegrasi sistem dunia tersebut. Karenanya dengan adanya semi pinggiran akan menghindari disintegrasi tersebut. Ke dua, membantu pembentukan iklim dan daerah ekonomis baru yang diperlukan oleh para pemilik modal untuk memindahkan modalnya dari tempat yang sudah tidak lagi efisien ke tempat baru yang sedang tumbuh. Hal ini karena di negara pusat yang sebelumnya merupakan ekonomi unggul mengalami penurunan atau kehilangan keuntungan biaya komparatif sebagai akibat meningkatnya upah yang terus menerus.

13. Perbandingan dua model pembangunan baru
Saya akan membandingkan antara teori Liberal dan Teori Artikulasi
Teori liberal mengikuti asumsi-asumsi bahwa modal dan ivestasi adalah masalah utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Teori ini lebih mengembangkan diri pada keterampilan teknisinya, yakni bagaimana membuat tabel input-output yang baik, bagaimana mengukur keterkaitan di antara berbagai sector ekonomi. Dalam teori ini juga membahas bagaimana factor politik bias masuk kedalam modal mereka.
Sedangkan teori artikuasi, melihat keterbelakangan di Negara-negara Dunia ke Tiga harus dilihat sebagai kegagalan dari kapitalisme untuk berfikir murni, sebagai akibat dari adanya cara produksi lain di Negara-negra tersebut. Teori ini menilai tiap-tiap Negara mempunyai kombinasi cara-cara produksi yang unik, yang satu dan yang lainnya berbeda, sebagai akibat dari perbedaan proses perjalanan sejarah masing-masing. Teori artikulasi bukan saja menjelaskan gejala keterbelakangan di Dunia ke tiga, melainkan juga mengapa bias terjadi pembangunan di bagian duna tersebut.