Kamis, 31 Maret 2011

merayu di senja maghrib

hi.....aku benci..
padahal semua jurus telah kukerahkan...
tapi..maghrib tetap ku lewati di kota pontianak..
aku padahal telah merayu senja...
untuk mengantarkan ku...bertemu senja di langit Singkawang

gempa di kelas sosiologi

hiruk pikuk kelas...membahana...
grubak...grubak...
toing..
dut..
aduh..
lari kmana ya??

Senin, 28 Maret 2011

manusia

Kehidupan penuh teka dan teki
Jika kau salah menuliskan kata-kata nya..
Kau yang terluka…
Hati-hati dengan kehidupan
Begitu banyak jebakan!
Mata harus jeli..
Perasaan haruslah peka
Telinga,,,,
Bersiaplah untuk menampung ocehan,caci&makian


Aku manusia biasa
Sama seperti semua
Tapi…
Allah memberiku kelebihan
Yaitu……
Bersandiwara
Setiap aku lepas dari kamar persembunyian ku
Topeng selalu ku pakai
Ntah apa kata orang kalau aku tak memakai topeng
Mungkin mereka akan iba terhadap ku
Weksssssssssssss
Hanya orang yang tau..
Yang merasa kasihan terhadap ku…..



Aku bingung..
Banyak orang bilang aku ini beruntung
Apa untung nya??????????????
Mungkin lewat sikap ku yang selalu ceria
Klihatan…..
Kalu aku tak punya masalah
Tapi apa?????
Tuhan seakan memberikan ku terus penderitaan……
Apa ini yang nama nya adil????


(catatan Sma)

belum ada jual

ku urai benang kusut...
tanpa memulai dari alfabet a atau z
benang semakin kusut
yang ada hanya tampak gulungan tanpa sisi..

(keresahan setelah dapat sms dari bunda)

Jumat, 25 Maret 2011

langkah-langkah dalam penelitian

Tahap-Tahap Dalam Penelitian
A. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah
1.1 masalah
Masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan manusia untuk memecahkannya. Masalah harus dapat dirasakan sebagai tantangan, dan untuk mengenal masalah harus disertai dengan pandangan kritis dan slektif (W. Surakhmad, 1982: 33-34) masalah itu terjadi jika ada kesenjangan/gap antara apa yang seharusnya ( das sollen)dengan apa yang ada dalam kenuyataan (das sein);antara apa yang diperlukan dan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan. Penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah atau dengan kata lain dapat menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan tersebut (Sumadi S.: 66-67).
1.2 identifikasi masalah
Beberapa sumber yang dapat dikaji untuk menemukan masalah, misalnya:
1) Bacaan
2) Seminar, diskusi, atau pertemuan ilmiah lain
3) Pernyataan pemegang otoritas
4) Pengamatan sepintas
5) Pengalaman pribadi
6) Perasaan intuitif
1.3 pemilihan masalah
Dari banyak masalah yang muncul perlu dikembangkan dan dikaji lebih lanjut, kemudian diambil dua atau tiga yang sesuai untuk didalami lebih serius, dan akhirnya dipilih satu masalah yang dianggap paling layak untuk diteliti. Pertimbangan layak-tidaknya suatu masalah dapat ditinjau dari:
1. Pertimbangan arah permasalahannya (objektif), yakni apakah penelitian memberikan sumbangan kepada pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan atau sumbangan kepada hal-hal praktis
2. Pertimbangan calon peneliti yang bersangkutan (subjektif), yaitu ditinjaun dari segi biaya yang tersedia, waktu yang dipergunakan, alat-alat dan perlengkapan yang ada, bekal kemampuan teoritis peneliti, dan penguasaan metode yang diperlukan.
Sutrisno Hadi (1986:50-54) menyebutkan empat kriteria untuk pemilihan topik atau pokok maslah, yaitu:
1. apakah topik dalam masa jangkauan (managiable)?
2. Apakah tersedia bahan-bahan/ data yang diperlukan untuk membahas topik tersebut (obtainable)?
3. Apakah topik cukup penting untuk diselidiki (significance)?
4. Apakah topik cukup menarik minat untuk diselidiki dan dibahas (interest)?
Beberapa kriteria guna menilai suatu maslah yang akan diteliti dan perlu diperhatikan ialah :
1) Masalahnya cukup menarik bagi peneliti
2) Masalahnya belum terpecahkan seluruhnya oleh para penulis atau peneliti yang terdahulu, masih mengandung kekurangan dan ada vacum.
3) Maslahnya harus bernilai, menyangkut kebutuhan vital dan kepentingan umum
4) Bidang lapangan atau bidang jangkauan yang memadai.
5) Mengandung isi yang emosional, namun tetap disertai obyektifitas.
6) Mengumpulkan data dan informasi yang akurat dan cocok dengan masalah yang dipilih.
7) Menggunakan masalahnya dengan bahasa yang ringkas namun cukup cermat dan ternag gamblang.

1.4 Perumusan Masalah
Setelah dipilih salah satu topik /pokok masalah yang akan diteliti, maka topik tersebut perlu dirumuskan. Perumusan dinyatakan (1) dalam bentuk kalimat tanya, (2) secara padat dan jelas, (3) memungkin pengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan yang terkandung dalam perumusan maslah.
Selanjutnya perumusan masalah ini dijabarkan dalam tujuan penelitian dan diteruskan dengan pengajuan hipotesis penelitian (kalau ada)
Misal dari perumusan tentang perbedaan anak yang diinginkan dapat disusun tujuan penelitian (Masri Singarimbun, 1984 : 35-36)
1) Untuk mengetahui hubungan antar faktor sosial ekonomi dengan jumlah anak yang diinginkan.
2) Untuk mengetahui jumlah anak yang diinginkan oleh wanita yang bekerja sebagai buruh pabrik dan yang bekerja di sektor pertanian.
hipotesis yang dikemukakan :
wanita yang bekerja sebagai buruh pabrik menginginkan anak yang lebih sedikit dari pada wanita yang bekerja di sektor pertanian.
B. Penelaahan kepustakan
Umumnya lebih dari 50% kegiatan penelitian adalah membaca untuk mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi guna dijadikan landasan teori bagi penelitian yang akan dilakukan agar penelitian tersebut mempunyai dasar yang kokoh dan tidak sekedar coba-coba ( Sumadi, 1983: 72)
Ada dua kelompok sumber :
1) Sumber acuan umum, berupa buku-buku teks, ensiklopedia, risalah ilmiah(monograf) dan sebagainya untuk menemukan teori-teori dan konsep-konsep
2) Sumber acuan khusus, yaitu dari generalisasi suatu hasil penelitian seperti yang dimuat dalam jurnal, buletin penelitian tesis atau disertasi atau sumber bacaan lain yang memuat laporan hasil penelitian
Pemilihan berdasarkan prinsip kemutakhiran dan prinsip relevansi. Sumber mungkin memuat teori-teori yang sudah tidak berlaku lagi atau yang kebenarannya telah dibantah oleh teori baru dari hasil penelitian mutakhir.


C. Penyusunan hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian atau kesimpulan –kesimpulan teoritis yang diperoleh dari telaah pistaka. Misalnya ;
• Janji hadiah akan mendorong kegiatan belajar
• Karyawan lebih puas dengan gaya kepemimpinan partisipatif dari pada gaya kepemimpinan otokratik
• Orang yang bekerja di sektor induatri mempunyai jumlah anak yang lebih sedikit dibanding dengan orang yang bekerja di sektor pertanian.
Kesimpulan teoritis ini harus diuji kebenarannya melalui pengumpulan data dan analisis. Selanjutnya pembicaraan tentang hipotesis akan dibahas dalam bab tersendiri.
D. Identifikasi, Klasifikasi, Dan Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai dan ini menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Variabel diklasifikasikan dan diberi definisi operasional, yaitu definisi yang didasarkan atas sifat-sifatnya sehingga dapat diamati. Untuk dapat diamati perlu ada dimensi yang dapat diukur , misalnya konsep penduduk dirumuskan ke dalam variabel umur , jenis kelamin, suku bangsa.
Seorang penelitri harus mengidentifikasi variabel-variabel apa saja yang terlibat, apalagi jika penelitian itu dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Makin sederhana suatu rancangan penelitian akan melibatkan variabel yang semakin sedikit. Kemudian variabel yang terlibat diklasifikasikan termasuk dalam variabel apa(nominal, ordinal, interval, rasio) atau dari segi fungsi variabel tersebut apakah variabel tergantung (akibat) atau variabel bebas (sebab) atau variabel yang lain. Selanjutnya variabel yang dilibatkan dalam penelitian tersebut perlu diberi definisi operasional untuk menentukan alat pengambilan data yang cocok dipergunakan. Tentang variabel akan dibicarakan lebih lanjut dalam bab tersendiri.
E. Pemilihan atau pengembangan alat pengambilan data
Penelitian pada dasarnya mengumpulkan dan mencatat data atau informasi untuk dianalisis guna menjawab masalah. Data yang dikumpulkan selain cukup jumlahnya, juga cukup berkualitas. Maka alat pengambilan data (instrumen) yang digunakan haruslah merupakan alat pengukur yang baik, yaitu dapat diandalkan (reliabel) dan sahih (valid).
1) Reliabilitas
Djamaludin Ancok (M. Singarimbun dan S. Effendi,1989:140) menyatakan bahwa reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.
2) Validitas
Validitas suatu ukuran menunjukkan seberapa cermat suatu alat pengukur melakukan fungsinya. Dalam penelitian survei, penelitian mempergunakan kuesioner dan kuosioner ini harus dapat mengukur apa yang ingin diukurnya. Alat pengukur itu dapat mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep yang dibicarakan, artinya peneliti harus memperhitungkan semua kemungkinan jawaban atau semua aspek yang berhubungan dengna konsep tersebut (misal metode kontrasepsi yang dipakai dalam program Keluarga Berencana).
F. Penyusunan Rancangan Penelitian
Ada berbagai rancangan penelitian (sumadi, 1983, Bab II)
1) Penelitian Historis
Bertujuan untuk rekontruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara megnumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
2) Penelitian Deskriptif
Mencandra mengenai situasi atau kejadian-kejadian, sifat populasi atau daerah tertentu dengan mencari informasi faktual, justifikasi keadaan, membuat evaluasi, sehingga diperoleh gambaran yang jelas.

3) Penelitian Perkembangan
Menyeidiki pola dan perurutan pertumbuhan dan atau perubahan sebagai fungsi waktu (laju pertumbuhan, kecendrungan). Perhatian dipusatkan pada studi variabel-variabel dan perkembangannya selama beberapa bulan atau tahun.
4) Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan]
Bertujuan mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial : individu, kelompok, lembaga atau masyarkat. Studi kasus cenderung untuk meneliti jumlah unit yang kecil tetapi variabel-variabel/kondisi-kondisi yang banyak jumlahnya, sehingga hasilnya merupakan gambaaran yang lengkap tentang unit sosial yang bersangkutan.
5) Penelitian Korelasional
Mendeteksi sejauh mana variabel-vaiabel pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau kebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi dan adanya saling berhubungan. Hubungan yang terjadi belum tentu bersifat kausal.
6) Penelitian Kausal-komperatif
Menyelidiki kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat dengan cara mengamati akibat yang terjadi untuk mencari faktor yang mungkin terjadi penyebabnya. Data dikumpulkan setelah kejadian berlangsung, penelitian mengambil satu atau lenih akibat sebagai variabel tergantung, dan menguji data tersebut dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, slaing berhubungan dan maknanya.
7) Penelitian Eksperimental
Menyelidiki kemungkinan saling berhubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kondisi perlakuan (satu atau lebih) kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan kemudian membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan tersebut.
8) Penelitian Tindakan
Bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pemdekatan baru guna diterapkan dalam praktek. Bersifat praktis dan langsung relevan dengan situasi aktual, fleksibel dan adaptif (memperbolehkan perubahan-perubahan selama penelitinya), sehingga penelitian ini kekurangan ilmiah. Hasilnya lebih pada dimensi prkatis daripada sumbangan kepada ilmu.
G. Penentuan Sampel
Ada tiga cara untuk mengumpulkan data :
1. Sensus
2. Sempling
3. Studi kasus
Dalam sensus (penelitian terhadap populasi) penelitian mencatat semua elemen, semua gejala, semua peristiwa yang diselidiki. Dalam studi kasus peneliti mengambil beberapa elemen dan masing-masing diselidiki secara mendalam, tetapi kesimpulannya terbatas pada elemen-elemen yang diselidiki saja. Hampir semua penelitian ilmiah dilakukan terhadap sampel (sebagian populasi) walaupun penelitian ingin membuat suatu generalisasi terhadap hasil penelitiannya. Oleh karena itu sampel harus lah representatif, artinya benar-benar mencerminkan populasinya. Tentang sampling dan teknik-teknik sampling akan dibicarakan lebih lanjut pada bab terpisah.
H. Pengumpulan Data
Kualitas data bergantung kepada kualitas alat pengukur/alat pengambilan data. Data atau informasi dapat diambil langsung dari sumbernya oleh peneliti (data primer) atau diambil dari dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan dan disusun oleh pihak lain (data sekunder) dan peneliti harus menerima menurut apa adanya.
Data informasi yang dikumpulkan harus relevan dengan persoalan yang dihadapi. Dalam hal ini perlu diperhatikan :
• Data macam apa yang diperlukan (kualitatif atau kuantitatif)
• Di mana data akan diperoleh (dilapangan atau dokumentasi)
• Bagaimana cara memperolehnya (observasi atau komunikasi)
• Berapa jumlah yang memadai atau dianggap cukup
Mengidentiikasi data yang harus dikumpulkan meliputi tiga langkah :
- Mengidentifikais konsep-konse penuntun dalam obyektif riset
- Mendefinisikan konsep-konsep itu secara operasional
- Menspesifikasikan tahap dalam proses riset pada waktu mana data yang dituntut oleh definisi-definisi itu akan terwujud.
I. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
- Diedit, yaitu diperiksa/ dilakukan pengecekan tentang kebenaran responden yang menjawab, pengisian jawaban dan kelengkapannya dan apakah ada jaawaban yang tidak sesuai/tidak konsisten.
- Coding, yaitu pemberian tanda/simbul/kode bagi tiap-tiap jawaban yang termasuk dalam kategori yang sama.
- Ditabulasi, yaitu jawaban-jawaban yang serupa dikelompokkan dalam suatu tabel dan dijumlahkan banyak peristiwa/gejala/items yang termasuk dalam satu kategori. Tabel ini siap dianalisi.
2. Analisis data
Analisi data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dengan menggunakan tabel-tabel, grafik, ataupun perhitungan angka-angka. Data yang masih bersifat menyeluruh diuraikan ke dalam komponen-komponen yang lebih kecil sehingga dapat :
- Diketahui komponen mana yang menonjol
- Dibandingkan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain (angka rasio)
- Dibandingkan satu komponen atau beberapa komponen terhadap keseluruhan (persentase)
Analisis dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitif dengan statistik atau tidak dengan statistik.
J. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil analisis masih bersifat faktual yang harus diberi arti oleh peneliti, apa yang tersirat dari hasil tersebut. Demikian pula jika hipotesis penelitian nya tidak terbukti, penelitian harus berusaha memberikan keterangan atau alasan yang jelas mengapa hipotesisnya itu tidak terbukti. Hipotesis yang tidak teruji kebenarannya bukan berarti bahwa penelitiannya itu salah atau gagal, mungkin karena landasa teoritisnya kurang kuat, sampelnya tidak represenatif, alat pengambilan datannya tidak reliable dan tidak valid adanya kesalahan dalam perhitungan dan sebagainya.
Hasil analisis dan interpretasi data dipergunakan untuk menarik kesimpulan dalam rangka menjawab masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian serta hipotesis yang diajukan. Dalam menarik kesimpulan penelitian harus jujur berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data.
K. Penyusunan Laporan
Laporan penelitian merupakan langkah akhir dan sangat penting sebagai syarat keterbukaan ilmu pengetahuan. Laporan harus disusun menurut tata tulis yang lazim bagi laporan ilmiah baik format maupun sistematiknya. Pada dasarnya bentuk fisik laporan terbagi dalam tiga bagian :
- Bagian pendahuluan
- Bagian pokok/isi
- Bagian akhir/referns.
Sebenarnya langkah-langkah penelitian yang bervariasi itu dapat dikelompokkan menjadi tiga tahapan yaitu :
- Tahap persiapan
- Tahap tugas laporan
- Tahap analisis
Usulan penelitian
Seseorang yang akan melakukan suatu penelitian perlu membuat perencanaan yang seksama mengenai hal-hal yang akan dilaksanakan di dalam penelitian sejak dari judul penelitian, latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, anggaran pembiayaan dan jadwal pelaksanaan. Perncanaan ini lazim disebut usulan penelitian (research project statement/proposal).usulan sangat penting untuk menilai apakah calon peneliti cukup mengerti dan mampu melakukan penelitian ilmiah, apalagi apabila usulan itu ditujukan kepada sponsor yang akan membiayai penelitian yang bersnagkutan.
L. Rangkuman
1. Penelitian adalah suatu proses atau kegiatan yang mengikuti lanmgkah-langkah tertentu sejak perumusan maslaah sampai penyusunan laporan.
2. Sumber maslah mungkin berasal dari laporan penelitian, diskusi, pengamata sepintas, pendapat para pakar ataupun yang lain.’
3. Setelah dipilih suatu pokok masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya dan kemudian dijabarkan ke dalam tujuan penelitian dan hipotesis (setelh melakukan kajian pustaka yang berhubungan masalah tersebut.
4. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis.












DAFTAR PUSTAKA
Marzuki, 2005. Metodelogi Riset, panduan penelitian bidang bisnis dan sosial, Yogyakarta.
Kartono Kartini, 1996. Pengantar Metodelogi Riset Sosial, Bandung ; Mandar Maju.
Mayer R. Robert, Greenwood Emest,1984. Rancangan Penelitian Kebijakan Sosial, Jakarta ; Pustekon Dikbud dan C.V Rajawali.

peran ayah dan ibu di keluarga industri

1. Peran Ayah (Pria Dewasa) dalam Masyarakat Industri
Baik hubungan-hubungan ekonomi maupun nilai-nilai masyarakat kita mewajibkan pria untuk mempunyai fungsi jabatan, dalam masyarakat industrial, banyak jabatan ini berada dalam industry. Pria pada setiap tingkatan masyarakat sehari-hari memusatkan perhatian pada tempat sentral produksi, meninggalkan rumah dengan nilai-nilai dan trasisi yang berbeda. Pada setiap tingakatan masyarakat, suami adalah anggota “parttime”, keluarga yang harus mengintegrasikan pekerjaannya dengan tuntutan kehidupan keluarga.
Sifat integrasi kedua pria ini berbeda menurut tingkat jabatan. Pada masyarakat tingkat atas peran si pria dalam keluarga sedikit saja hubungannya dengan perannya di tempat kerja. Prestasi jabatannya mungkin sangat mengesankan, tetapi prestis dan wewenang yang diperoleh di tempat kerja sedikit yang terbawa ke dalam kehidupan keluarga. Sering sekali status suami istri sama atau melampaui status yang talah dicapai suami di tempat kerja. Tekanan hidup pada jabatan tinggi demikian besatnya sehingga meminimalkan jumlah waktu dan tenaga yang dapat diberikan si suami kepada keluarganya. Jadi, kehidupan keluarga menjadi nomor dua dalam kehidupan pria ini.
Di kalangan kelas menengah pekerja pegawai kantor, teknisi dan kaum profesional, posisi suami dalam keluarga sedikit berbeda. Penghasilan pria kelas menengah biasanya lebih tinggi dari pada penghasilan istri, yang jarang mempunyai sumber keuangan sendiri. Suami serta ayah kelas menengah menjadi tokoh yang sangat penting bagi keluarga . Akan tetapi, posisi serta wewenang yang penting dalam keluarga. Ia menduduki jabatan yang secara teknis sangat rumit, yang tidakkan dapat dimengerti oleh anggota keluarganya. Ia tidak dapat berfungsi sebagai model (panutan) peran bagi anak-anaknya, juga istrinya sering tidak dapat mengetahui bentuk pekerjaannya. Keluarga jarang dapat merasakan antusiasme, ketegaan dan keberhasilan jabataannya.
Jadi biasanya suami kelas menengah harus berusaha membentuk suatu peran keluaraga bagi dirinya sendiri, yang sedikit atau tidak ada hubungannya dengan peran pekerjanya. Peran ini hatus berstatus lebih rendah, karena hubungan esensial dalam keluarga berada di sekitar ibu dan anak-anaknya. Si suami memainkan peran seorang pendisipilin yang keras, atau seorang sahabat yang baik, bagi anak-anaknya sesuai dengan ideology keluarga lebih sering peran yang terakhir daripada peran yang pertama dalam keluarga kelas menengah kita. Karena menurut tradisi ia tidak dapat menguasai istrinya, juga karena ia tidak dapat mentranfer prestos jabatannya kepada istrinya, kepada kebutuhannya dan aspirasinya, rumah merupakan “kekuasaan” istri.
Keberhasilan jabatan sebagian tergantung pada gaya hidup yang dijalankan istrinya, kemampuannya mengadakan jamuan, membujuk atasan, membuat suasana rumah yang up to date (walaupun mungkin dengan sumber keuangan yang terbatas) sangat menentukan bagi karier suaminya. Keberhasilan istrinya mendidik anak-anka menurut norma-noram kelas menengah dan menanam dalam diri mereka sikap serta motif yang pantas, sangat penting bagi kemampuan keluarga itu untuk mempertahankan status kelas menengah.
Jabatan kelas pekerja tidak mempunyai baik imbalan finansial yang tinggi maupun status yang tinggi, istri bahkan juga anak-anak mempuanyai pekerjaan dan penghasilan yang tidak jauh rendah. Pada masa depresi para wanita dan anak-anak bermanfaat dalamenjamin pekerjaan. Dengan alasan-alasan ini, wibawa ayah/suami pada keluarha kelas pekerja selalu terangam. Maka timbul keluarga-keluarga matriarakal pada masyarakat kelas bawah. Ayah/suami yang otoriter labih umum di kalangan keluarga kelas pekerja dari pada keluarga yang lain.
Jabatan dan kehidupan keluarga jalin menjalin dengan berbagi cara, setiap posisi status kelas melanjutkan pola yang khusus baginya dan ikut menentukan peran yang dimainkan suami dalam keluarga.
2. Peran Ibu (Wanita yang Menikah) dalam Masyrakat Industri
Masalah bekerjanya wanita nikah dipengaruhi oleh dua factor jumlah dan usia anak-anak dalm kelurga dan struktur social ekonomi suami. Kenyataan bahwa wanita pada peran kelas menengah jauh lebih besar dari pada pria, menggambarkan bahwa wanita terpusat dalam jabatan-jabatan tertentu, namun tidak semuanya berkaitan dengan industry, misalnya perawat dan guru.
Penghasilan para pekerja wanita secara keseluruhan lebih rendah daripada penghasilan para pekerja pria.
Jelaslah bahwa bila istri bekerja maka pasti ada pengaruhnya pada peran dia memainkan dalam keluarga, bahwa ia meniggalkan rumah saja pun sudah ada pengaruh pada keluarga. Tetapi pengaruhnya khusus sebagai akibatnya ia mempunyai pekerjaan sebagaian besar tergantung pada motifnya untuk bekerja. Alasan untuk bekerja berbeda pada setiap wanita secara perseorangan dan dari kelas satu ke kelas yang lain. Dikelas atas dan mengengah atas si istri bekerja untuk menghilangkan kebosanan, untuk memenuhi keinginan berkreatif, untuk meneruskan hobi yang sebelumnya sudah digeluti, juga menambah penghasilan keluaraga, atau canouran dati motif-motif ini.
Dengan bekerja ia tentu saja mendapatkan kebebasan tertentu dari peran keluarga, ia tidak lagi terikat kepada rumah dengan segala tetek bengengnya atu kepada anak-anaknya. Akan tetapi, penghasilan yang diperoleh dari pekerjaannya biasanya begitu berarti bagi perekonomian keluaraganya, biasanya sebagian terbesar atau seluruhnya untuk keperluan rumah tangga dan pendidikan anak-anak. Juga status keluarga tidak dipengaruhi oleh jabatan/pekerjaan istri ini.

peran ayah dan ibu dalam keluarga

Bentuk Umum Keluarga Industri-Kota
Keluarga industri-kota adalah keterpencilannya dari keluarga yang lain. Keluarga industri-kota tidak tertanam dalam sebuah matriks hubungan kekrabatan yang luas atau besar. Relative hanya sedikit saja keluarga industry-kota yang mempertahankan hubungan erat dengan sejumlah sanak family yang bukan keluarga langsung.
Keluarga industry-kota ialah keluarga ini berdasarkan keluarga suami istri karena keluarga bukan lagi berstandart pada ikatan harta milik, tempat, tanah, atau keluarga luas, maka stabilitas keluarga itu keberhasilannya atau kegaagalannya tergantung kepada kecocokan suami-istri. Yang sangat penting dalam sitem keluarga ini ialah kemampuan suami dan istri untuk saling menyesuaikan diri. Maka pasangan harus di pilih berdasarkan selera pribadi, yakni berdasarkan daya tarik romantisnya, kecocokan seksual dan daya tarik kepribadian.
Keluarga modern di tandai oleh persamaan derajat dalam peran, misalnya ayah tidak seotoriter dalam keluarga patrialkhal, ayah dalam keluarga industry-kota harus menyesuaikan kepribadiannya dengan kebutuhan emosional istrinya. Istri mempunyai status yang relative tinggi dalam system keluarga kita. Kemungkinan mempunyai pekerjaan diluar rumah. Selanjutnya istri dekat dengan dan dapat mempenggaruhi anak-anaknya.
Peran anak telah berubah secara drastis. Anak bukan lagi dianggap sebagai harta kekayaan, tetapi dalam banyak hal dianggap sebagai beban. Hal ini mengakitbankan berkurangnya jumlah anak-anak keluarga. Dengan demikian si anak mempunyai kesempatan lebih baik untuk surbibe dan untuk kesehatan. Si anak juga juga mempunyai kesempatan untuk muncul sebagai status yang sama seperti orang dewasa, paling tidak seorang individu denga hak-hak yang nyata. Sedikitnya jumlah anak dalam keluarga meningkat keterlibatan emosional orangtua pada anak-anak mereka. Si anak dalam masyarakat kita mendapat kasih sayang dan perhatian cukup besar.
Satu lagi segi penting dari struktur peran keluarga kita ialah terpisahnya termpat kerja dari rumah. Konsekuensinya ialah bahwa si ayah tidak dapat lagi berfungsi sebagai seorang model(panutan) bagi putranya. Atau paling tidak semakin sulit baginya melaksanakan fungsi ini, akibatnya ialah bahwa di masyarakat kita hanya sedikit saja anak laki-laki yang secara sadar ingin menyamai atau melebihi ayah mereka. Konsekuensi lainnya ialah bahwa anak-anak diserahkan kepada ibu mereka. Si ibu yang harus memeberi kasih sayang kepada mereka, mengurus mereka dan mendisiplinkan mereka.
Dalam suasana modern fungsi keluarga berubah secara drastic. Keluarga bukan lagi merupkan unit ekonomi utama dalam masyarakat. Fungsi prosukti prooduktifnya hampir seluruhnya telang hilang. Di bidang ekonomi, keluarga berfungsi terutama sebagai suatu unit konsumsi dan untuk memotivasi kegiatan ekonomi. Fungsi religious, fungsi rekreasi bahkan fungsi pendidikan di sediakan oleh lembaga-lembaga lain. Di pihak lain, fungsi efeksional keluarga menjadi lebih penting lagi. Berbeda dengan impersonalitas, anonimitas dan kekerasan masyarakat modern, demikian juga disektor industrinya, terdapat kehangatan, kelembutan dan kualitas pribadi yang hebat dalam kehidupan keluarga. Banyak perkawinan berakhir dengan perceraian oleh karena kegagalan fungsi efeksional menunjukkan pentingnya fungsi ini dalam keluarga modern.
Jadi industry mempengaruhi bentuk keluarga modern dalam banyak hal. Isolasi keluarga dapat ditelusuri kepada tuntutan industry akan mobilitas. Penekanan pada hubungan suami-istri juga berkaitan dengan ideology persamaan hak yang sebagian ditimbulkan oleh industralisme. Sifat fungsional keluarga menggambarkan suatu kompromi antara keutuhan industralisme dan kebutuhan emosional manusia.
Pengaruh langsung industry pada keluarga terjalin dengan struktur jabatan industry. Hal ini berlangsung dengan dua cara. Di satu pihak, jabatan tertentu yang dimiliki seseorang dalam industri menentukan banyak aspek kehidupan keluarga secara langsung. Selanjutnya jabatan menetukan jumlah waktu si pemegang jabatan itu di rumah, entah waktu tersebut pada malam hari atau siang hari. Hal ini bias merembes ke dalam kehidupan keluarga secara tidak kentara.
Kenyataan bahwa suatu keluarga merupakan anggota kelas atau kelompok status tertentu menetnukan banyak ciri-ciri structural dan fungsional keluarga tersebut, misalnya jumlah anak-anak dalam keluarga, peran ayah, posisi ibu. Peran orang tua, kakek, nenek, dan kerentanan keluarga terhadap krisis.